Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Azan, Pertama Kali Menggema di Madinah, Terilhami Mimpi Sahabat Nabi

Kompas.com - 16/04/2022, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber NU Online

KOMPAS.com - Azan selalu jadi penanda penting bagi umat Muslim untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Di waktu bulan Ramadhan, azan Maghrib juga jadi pertanda bahwa seseorang sudah boleh membatalkan waktu puasanya.

Lalu, bagaimana sejarah awal azan yang berkumandang seolah tanpa henti di berbagai belahan Bumi?

Baca juga: Komentar Ari Lesmana soal Videonya Kumandangkan Azan yang Viral

Dilansir NU Online, pada masa-masa awal di Madinah, umat Islam berkumpul di masjid untuk menunggu datangnya waktu shalat.

Namun ketika waktu shalat telah datang, tidak ada seorang pun yang memberitahukannya. Mereka langsung shalat saja, tanpa ada penanda.

"Nabi Muhammad berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahukan waktu shalat, namun beliau belum juga menemukannya," kata seorang sahabat, Abdullah bin Zaid.

Lalu, seiring dengan berkembangnya Islam, banyak sahabat yang tinggalnya jauh dari masjid dan memiliki kesibukan sehingga tidak bisa menunggu di masjid.

Baca juga: Puasa di Swiss, 16 Jam Tanpa Kumandang Azan Maghrib 

Beberapa sahabat pun mengusulkan kepada Nabi Muhammad agar membuat tanda shalat, mulai dari lonceng, terompet, hingga menyalakan api di tempat tinggi.

Namun, dikutip Siah Nabawi, masih dilansir NU Online, Abdullah bin Zaid menghadap nabi, menceritakan mimpinya melihat seruan azan pada malam sebelumnya.

Dalam mimpinya, ada yang menyarankan kepada Abdullah bin Zaid untuk mengucapkan serangkaian kalimat sebagai penanda waktu shalat.

Allahu Akbar Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Hayya 'alash sholah hayya 'alash sholah
Hayya 'alal falah hayya 'alal falah
Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illallah..

Baca juga: Kumandang Azan Akhirnya Diperbolehkan di Puluhan Masjid di Minneapolis AS

Nabi Muhammad kemudian meminta Abdullah untuk mengajari Bilal bin Rabah bagaimana cara melafalkan kalimat-kalimat tersebut.

Pada saat Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan, Umar bin Khattab yang tengah berada di rumahnya mendengarnya.

Ia segera menghadap Nabi Muhammad dan menceritakan bahwa dirinya juga bermimpi hal yang sama dengan Abdullah bin Zaid, yakni adzan sebagai tanda masuknya waktu shalat.

Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad juga disebutkan telah mendapatkan wahyu tentang adzan.

Karena itu, beliau membenarkan apa yang disampaikan Abdullah bin Zaid tersebut.

Baca juga: Radio Siarkan Azan 4 Menit Lebih Awal, Warga Batal Puasa Berjemaah

Sejak saat itu, adzan telah resmi sebagai penanda masuknya waktu shalat.

Menurut pendapat lain, adzan pertama kali disayariatkan di Kota Madinah pada tahun pertama Hijriyah.

Bilal bin Rabbah pun disebut muadzin pertama dalam Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NU Online
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com