Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibnu Al-Haitsam, Ahli Optik dan Pembuat Kamera Pertama

Kompas.com - 10/04/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Ibnu Al-Haitsam adalah seorang matematikawan dan astronom yang memberikan kontribusi signifikan untuk prinsip-prinsip optik dan eksperimen ilmiah.

Di Barat, dia dijuluki sebagai Alhazen. Pria bernama lengkap Abu Ali Al-Hasam Ibnu Al-Haitsam ini lahir pada 965 di Basra, Irak dan meninggal pada 1040 di Kairo, Mesir.

Ibnu Al-Haitsam sangat cinta pada ilmu pengetahuan sehingga dia memutuskan untuk berhijrah ke Mesir.

Baca juga: Al Battani, Astronom Muslim Penemu Jumlah Hari dalam Setahun

Di Mesir, dia melakukan penyelidikan mengenai aliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.

Seiring berjalannya waktu, Ibnu Al-Haitsam menjadi seorang yang mahir dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan falsafah.

Baca juga: Biografi Adolf Eugen Fick, Sang Penemu Lensa Kontak

Karya-karya penting

Dilansir Britannica, karya terpenting yang lahir dari pemikiran Ibnu Al-Haitsam adalah Kitab Al-Manazir (Kitab Optik).

Kitab Optik menggabungkan eksperimen dengan penalaran matematis. Karya ini berisi formulasi lengkap hukum pemantulan dan penyelidikan refraksi yang terperinci, termasuk eksperimen yang melibatkan sudut datang dan deviasi.

Selain itu, pembiasan dijelaskan dengan benar oleh cahaya yang bergerak lebih lambat di media yang lebih padat.

Karya-karya mengenai optik lainnya yang penting adalah termasuk Aw? Al-Qamar (Cahaya Bulan), Al-Hala Wa-Qaws Quzah (Halo dan Pelangi), Rat Al-Kusuf (Bentuk Gerhana; yang juga mencakup diskusi tentang kamera obscura), dan Al-Daw (Diskursus Cahaya).

Baca juga: Biografi Archimedes, Matematikawan Terbesar dalam Sejarah Dunia

Dalam Hall Shukuk fi Kitab Uqlids, Ibnu Al-Haitsam menyelidiki kasus-kasus tertentu dari teorema Euclid, menawarkan konstruksi alternatif, dan mengganti beberapa bukti tidak langsung dengan bukti langsung.

Karya astronomi paling terkenal Ibnu Al-Haitsam adalah Hay?at Al-Alam (Tentang Konfigurasi Dunia).

Dalam karya ini, dia menyajikan deskripsi nonteknis tentang bagaimana model matematika abstrak dari Almagest karya Ptolemy.

Sementara karya awal ini secara implisit menerima model Ptolemy, karya selanjutnya, Al-Shukuk Ala Batlamyus (Keraguan tentang Ptolemy), mengkritik Almagest, bersama dengan Hipotesis dan Optik Planetari Ptolemy.

Baca juga: Biografi Salahuddin Ayyubi, Pemimpin Pasukan Islam Selama Perang Salib

Pengaruh

Karya terbesar Ibu Al-Haitsam, Kitab Optik, tampaknya diabaikan di Timur sampai dikomentari oleh ahli matematika Kamal Al-Din Abu'l Hasan Muhammad Ibnu Al-Hasan Al-Farisi.

Terjemahan Latinnya dibuat oleh seorang sarjana yang tidak dikenal, mungkin pada awal abad ke-13.

Karya tersebut memiliki pengaruh besar tidak hanya pada pemikir abad ke-13 seperti Roger Bacon tetapi juga pada ilmuwan selanjutnya seperti astronom Johannes Kepler.

Ada beberapa terjemahan Latin dari karya Tentang Konfigurasi Dunia, sebuah buku yang memengaruhi Georg Peuerbach.

Baca juga: Biografi Robert Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia

Kamera

Secara umum, Ibnu Al-Haitsam juga merupakan orang pertama yang mempelajari bagaimana cara kerja mata untuk melihat.

Kamera yang dibuatnya pertama kali adalah kamera obscura atau lebih dikenal sebagai kamera lubang jarum, sebagaimana dilansir Kompas.com.

Benda ini menujukkan bagaimana cahaya bisa digunakan untuk memproyeksikan gambar pada permukaan datar.

Saat membuat kamera pertama, Ibnu Al-Haitsam melakukan serangkaian percobaan tentang optik. Dalam berbagai eksperimennya, dia menggunakan istilah Al-Bayt al-Muthlim yang diterjemahkan sebagai ruang gelap.

Baca juga: Biografi Kim Jong Il, Pewaris Takhta Pemimpin Agung Korea Utara

Ibnu Al-Haitsam dalam berbagai makalahnya juga menjelaskan bagaimana cara kerja kamera dalam membentuk sebuah citra atau gambar.

Meski membuatnya, Ibnu Al-Haitsam mengaku bahwa bukan dia yang menemukannya. Dia menyatakan "Et nos non inventimus ita" dalam bahasa latin yang artinya, kami tidak menemukannya.

Hal ini karena memang pada dasarnya ide awal kamera telah dijelaskan oleh seorang filsuf China bernama Mozi.

Baca juga: Biografi Sun Yat Sen, Bapak China Modern

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com