Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Internet di Ukraina Bisa Tetap Lancar di Masa Perang?

Kompas.com - 29/03/2022, 16:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Record

KOMPAS.com - Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, pejabat lokal memperingatkan bahwa Rusia mungkin mencoba memutuskan sambungan internet Ukraina.

Tetapi ketika tank-tank Rusia masuk ke negara itu pada 24 Februari, serangan-serangan berikutnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap internet negara itu.

Dilansir The Record, beberapa analis berpendapat bahwa militer Rusia tidak menyerang infrastruktur online karena mereka memerlukan internet Ukraina untuk tetap terhubung atau mengumpulkan intelijen.

Baca juga: Perusahaan Telekomunikasi Ukraina Alami Serangan Siber Serius, Apa Dampaknya?

Sementara yang lain mengatakan bahwa Ukraina telah berhasil membangun infrastruktur tangguh yang dikelola penyedia internet lokal.

Itulah yang dikatakan Dmytro Mykytiuk, chief technical officer Ukrtelecom, penyedia utama internet seluler dan broadband di negara itu.

Dia melakukan wawancara kepada The Record sesaat sebelum Ukrtelecom mengalami serangan siber yang membatasi layanannya.

Dalam sebuah komentar setelah berita tentang serangan siber pecah, Ukrtelecom mengonfirmasi bahwa masalah teknislah yang paling mempengaruhi pengguna dan timnya bekerja untuk memulihkan layanan secepat mungkin.

Baca juga: Rusia Tidak Masalah jika Dicoret dari KTT G20 Indonesia, tapi Peringatkan Hal Ini

Ukrtelecom sebelumnya adalah perusahaan milik negara, yang mengendalikan pasar telekomunikasi negara.

Pada tahun 2013, perusahaan raksasa dengan 24.000 karyawan yang mengandalkan teknologi usang diakuisisi oleh orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov.

Dia kemudian digugat oleh negara karena berinvestasi terlalu sedikit dalam pengembangan bisnisnya, tetapi memenangkan gugatan pada tahun 2019.

Pada awal tahun 2021, perusahaan memiliki 203.000 pengguna internet broadband, menghasilkan pendapatan 33 juta dollar AS.

Upaya Ukraina sejauh ini berfokus pada pemutusan jaringan komunikasi dari para penyerbu, sambil menjaga agar internet tetap tersedia bagi warganya.

Baca juga: 7 Jenderal Tewas, Titik Lemah Rusia di Perang Ukraina Terkuak

Satu hal yang ditegaksan Mykytiuk adalah Rusia tak bisa memutuskan Ukraina dari internet.

"Pertama-tama, Ukraina memiliki infrastruktur internet yang tersebar, yang berarti bahwa penyedia nasional utama, termasuk Ukrtelecom, dapat menggunakan berbagai rute untuk menyediakan akses internet," tambahnya.

"Ukraina memiliki berbagai penyedia layanan internet di seluruh negeri yang mengelola infrastruktur mereka secara mandiri atau bekerja sama dengan pihak lain."

"Kami juga memiliki sumber daya dan orang untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dan melindungi pekerjaan jaringan kami dari musuh," ujarnya.

Ukrtelecom sejauh ini mempekerjakan 12.000 orang Ukraina di mana hampir 6.500 di antaranya melakukan pekerjaan teknis.

Baca juga: Rusia Klaim Sudah Beri 5.700 Ton Kargo Bantuan ke Ukraina

Saluran eksternal ke internet global melintasi perbatasan barat Ukraina, jadi tidak terhubung dengan Rusia, yang berada di timur.

"Untuk benar-benar memutuskan Ukraina dari internet, Rusia harus menghancurkan semua infrastruktur di Ukraina, baik sipil maupun telekomunikasi. Militer Rusia tidak memiliki sumber daya maupun keterampilan untuk melakukannya," ujarnya.

Tapi masalahnya, internet itu pun dapat dipakai tentara Rusia jika mencuri ponsel dari warga sipil Ukraina dan terhubung ke jaringan telekomunikasi Ukraina.

Tapi, Mykytiuk menegaskan jika Rusia berhasil merebut infrastruktur internet, pihaknya akan memblokir peralatan tersebut sehingga tidak dapat digunakan.

Baca juga: Pernyataan Emosional Biden dan Risiko Memburuknya Hubungan AS-Rusia

"Selama perang, semua penyedia internet Ukraina bekerja sama dengan militer dan dinas intelijen kami untuk menghindari insiden seperti itu," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com