Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Volodymyr Zelensky: Komedian yang Jadi Presiden Ukraina, Kini “Target No.1” Rusia

Kompas.com - 26/02/2022, 22:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Sosok Volodymyr Zelenskyy menjadi sorotan dunia sejak AS memperingatkan soal ancaman invasi ke Ukraina Presiden Rusia Vladimir Putin hingga kini tentara Rusia benar-benar berada di ibu kota negara yang dia pimpin.

Komedian yang berubah menjadi Presiden Ukraina itu menghadapi krisis besar.

Baca juga: Sejauh Mana Ukraina Bisa Bertahan Hadapi Invasi Rusia?

Pejabat AS memperingatkan anggota parlemen bahwa pasukan Rusia yang memasuki Ukraina melalui Belarus berada sekitar 20 mil jauhnya dari Kiev, sumber mengatakan kepada CNN.

Dan pejabat intelijen di Washington khawatir kota itu bisa jatuh di bawah kendali Rusia dalam beberapa hari.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Zelensky tetap menjadi "target utama agresi Rusia". Sementara Zelensky sendiri mengeklaim Rusia menjadikannya sebagai "target nomor satu" mereka.

"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara," katanya.

Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa melalui smartphone-nya di pusat kota Kyiv, Ukraina, Sabtu, 26 Februari 2022. UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS OFFICE via AP PHOTO Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa melalui smartphone-nya di pusat kota Kyiv, Ukraina, Sabtu, 26 Februari 2022.

Baca juga: Rusia Serang Ukraina dari Udara dan Laut, 820 Fasilitas Militer Hancur Lebur

Lakon presiden di TV Ukraina

Awalnya, sarjana hukum dari Institut Ekonomi Kryvyi Rih itu, memasuki industri hiburan Ukraina dengan bergabung dengan tim komedi yang kompetitif dan kemudian bekerja sebagai aktor.

Karier Zelenskyy berubah setelah berperan utama sebagai presiden Ukraina di serial televisi populer “Servant of the People” (Pelayan Rakyat).

Lakonnya bercerita tentang seorang guru sekolah menengah yang kurang beruntung, diperankan oleh Zelensky, yang didorong ke kursi kepresidenan Ukraina setelah kata-katanya tentang korupsi menjadi viral.

Serial ini tidak hanya membuat Zelensky menjadi bintang. Ini akhirnya berfungsi sebagai batu loncatan untuk kampanye kepresidenannya yang sebenarnya.

Dia terpilih setelah menjalankan kampanye virtual.

Para pengamat mengatakan banyak keberhasilan politik Zelenskyy dapat dikaitkan dengan kerusuhan dan revolusi 2014, ketika protes rakyat menjatuhkan Presiden Ukraina saat itu Viktor Yanukovich.

Baca juga: Presiden Ukraina Bersumpah Terus Melawan Rusia: Ibu Kota Tidak Boleh Jatuh!

Pada 2019, kekecewaan terhadap elit politik Ukraina semakin mendarah daging, dan membantu mendorong orang luar politik ke jabatan tertinggi.

Selang satu bulan dari akhir penayangan acara TV yang membuatnya populer, sang komedian mengubah haluan dan mencalonkan diri sebagai presiden tahun itu. Dia maju tanpa afiliasi partai dan tanpa tim penasihat ahli yang jelas sampai beberapa hari sebelum pemilihan.

Alih-alih menghadiri acara kampanye langsung dan mengadakan rapat umum, Zelenskyy menggunakan langkah yang kurang lebih sama dengan tokoh yang dilakoninya dengan beralih ke media sosial.

Setelah muncul di banyak unggahan YouTube dan Instagram dan tampil di televisi, ia dengan mudah memenangkan pemilihan putaran pertama dan kemudian, putaran kedua.

Baca juga: Mantan Presiden Ukraina Turun ke Jalan dengan AK-47, Siap Bertempur Bersama Warga Sipil

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, tiba untuk menghadiri latihan militer di luar kota Rivne, Ukraina utara, Rabu, 16 Februari 2022. 
UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS OFF via AP PHOTO Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, tiba untuk menghadiri latihan militer di luar kota Rivne, Ukraina utara, Rabu, 16 Februari 2022.

Tuduhan Neo-Nazi

Layaknya adegan dalam acara TV yang diperankannya, Zelensky pada Jumat (25/2/2022) mendapati dirinya kembali berdiri di podium. Ironisnya, realita saat ini berbeda jauh dari cerita dalam acara TV terakhirnya.

Invasi skala penuh Rusia ke Ukraina dimulai Kamis (24/2/2022) pagi. Pasukan Moskwa menyerang melalui darat, laut dan udara, memicu rentetan kecaman dan sanksi internasional -- dan pertanyaan tentang ambisi Putin yang lebih luas untuk Ukraina.

Dengan t-shirt hijau tua dengan lingkaran hitam di bawah matanya, Zelensky mengeluarkan nada menantang dan memuji angkatan bersenjata negara itu karena "membela negara dengan brilian."

"Sekarang adalah momen penting. Nasib negara kita sedang diputuskan," tegasnya dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Jumat pagi itu.

Pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis tetap utuh, tetapi Putin memperjelas minggu ini bahwa dia tidak melihat Ukraina sebagai negara berdaulat yang sah. Dia pun meminta warga Ukraina untuk menggulingkan Zelensky sendiri.

Baca juga: Video Tank Rusia Lindas Mobil Warga Ukraina, Begini Nasib Lansia di Dalamnya

"Ambil kekuasaan ke tangan Anda sendiri," kata Putin. "Sepertinya akan lebih mudah bagi kami untuk mencapai kesepakatan (dengan Anda) daripada dengan geng pecandu narkoba dan neo-Nazi yang telah menetap di Kiev dan menyandera seluruh rakyat Ukraina."

Putin dan pemerintahnya telah berulang kali mengajukan klaim bahwa pemerintah Ukraina yang dipilih secara demokratis adalah rezim "fasis" atau "Nazi". 

Zelensky sendiri adalah orang Yahudi dan memiliki anggota keluarga yang meninggal dalam Holocaust.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberi isyarat saat berbicara kepada media selama konferensi pers di Kyiv, Ukraina, Jumat, 26 November 2021. KANTOR KEPRESIDENAN UKRAINA via AP Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberi isyarat saat berbicara kepada media selama konferensi pers di Kyiv, Ukraina, Jumat, 26 November 2021.

Pemerintahan yang penuh gejolak

Banyak penduduk Kiev kini meninggalkan kota, sementara mereka yang tersisa diyakini tidak mungkin mendukung Putin, mengingat pemimpin pro-Rusia terakhir Ukraina digulingkan dalam pemberontakan rakyat pada 2014.

Zelensky terpilih lima tahun kemudian (2019), mengalahkan petahana Petro Poroshenko, tetapi masa jabatannya penuh gejolak.

Beberapa bulan pertama masa jabatannya diliputi oleh skandal quid-pro-quo mantan Presiden AS Donald Trump, yang disebut menekan Ukraina untuk menggali aib lawan pemilihan dan sekarang-Presiden AS Joe Biden dan putranya Hunter (pemilu AS 2020).

Covid-19 kemudian mengoyak negeri ini. Janji kampanye Zelensky, seperti mengakhiri perang di Ukraina timur dan memberantas korupsi, tetap belum terpenuhi.

Baca juga: Apa itu NATO dan Bagaimana Perannya dalam Konflik Rusia Ukraina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com