Setelah muncul di banyak unggahan YouTube dan Instagram dan tampil di televisi, ia dengan mudah memenangkan pemilihan putaran pertama dan kemudian, putaran kedua.
Baca juga: Mantan Presiden Ukraina Turun ke Jalan dengan AK-47, Siap Bertempur Bersama Warga Sipil
Layaknya adegan dalam acara TV yang diperankannya, Zelensky pada Jumat (25/2/2022) mendapati dirinya kembali berdiri di podium. Ironisnya, realita saat ini berbeda jauh dari cerita dalam acara TV terakhirnya.
Invasi skala penuh Rusia ke Ukraina dimulai Kamis (24/2/2022) pagi. Pasukan Moskwa menyerang melalui darat, laut dan udara, memicu rentetan kecaman dan sanksi internasional -- dan pertanyaan tentang ambisi Putin yang lebih luas untuk Ukraina.
Dengan t-shirt hijau tua dengan lingkaran hitam di bawah matanya, Zelensky mengeluarkan nada menantang dan memuji angkatan bersenjata negara itu karena "membela negara dengan brilian."
"Sekarang adalah momen penting. Nasib negara kita sedang diputuskan," tegasnya dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Jumat pagi itu.
Pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis tetap utuh, tetapi Putin memperjelas minggu ini bahwa dia tidak melihat Ukraina sebagai negara berdaulat yang sah. Dia pun meminta warga Ukraina untuk menggulingkan Zelensky sendiri.
Baca juga: Video Tank Rusia Lindas Mobil Warga Ukraina, Begini Nasib Lansia di Dalamnya
"Ambil kekuasaan ke tangan Anda sendiri," kata Putin. "Sepertinya akan lebih mudah bagi kami untuk mencapai kesepakatan (dengan Anda) daripada dengan geng pecandu narkoba dan neo-Nazi yang telah menetap di Kiev dan menyandera seluruh rakyat Ukraina."
Putin dan pemerintahnya telah berulang kali mengajukan klaim bahwa pemerintah Ukraina yang dipilih secara demokratis adalah rezim "fasis" atau "Nazi".
Zelensky sendiri adalah orang Yahudi dan memiliki anggota keluarga yang meninggal dalam Holocaust.
Banyak penduduk Kiev kini meninggalkan kota, sementara mereka yang tersisa diyakini tidak mungkin mendukung Putin, mengingat pemimpin pro-Rusia terakhir Ukraina digulingkan dalam pemberontakan rakyat pada 2014.
Zelensky terpilih lima tahun kemudian (2019), mengalahkan petahana Petro Poroshenko, tetapi masa jabatannya penuh gejolak.
Beberapa bulan pertama masa jabatannya diliputi oleh skandal quid-pro-quo mantan Presiden AS Donald Trump, yang disebut menekan Ukraina untuk menggali aib lawan pemilihan dan sekarang-Presiden AS Joe Biden dan putranya Hunter (pemilu AS 2020).
Covid-19 kemudian mengoyak negeri ini. Janji kampanye Zelensky, seperti mengakhiri perang di Ukraina timur dan memberantas korupsi, tetap belum terpenuhi.
Baca juga: Apa itu NATO dan Bagaimana Perannya dalam Konflik Rusia Ukraina?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.