Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Jepang Pertama Kali Mendarat di Tarakan Kalimantan

Kompas.com - 22/02/2022, 22:08 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Jepang mendarat pertama kali di Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942 tepatnya di Tarakan, Pulau Kalimantan.

Dikutip dari buku "Sejarah Pergerakan Nasional" (2015) karya Fajriudin Muttaqin, setelah Jepang mendarat di Tarakan keesokan harinya komandan Belanda di pulau itu menyerah pada 12 Januari 1942.

Tak lama kemudian, pada 24 Januari 1942 Balikpapan yang merupakan sumber minyak kedua jatuh ke tangan tentara Jepang.

Baca juga: Kondisi Bangsa Indonesia di Masa Pendudukan Jepang

Setelah penaklukan itu, Jepang melanjutkan pendudukannya ke berbagai wilayah lain yang menjadi lokasi-lokasi penting dan strategis bagi mereka, seperti sumber minyak, lapangan udara, pelabuhan, dan beberapa sektor penting lainnya.

Dikutip dari KompasSkola, Jepang selanjutnya menyerang Sumatera setelah berhasil masuk Pontianak, bersamaan dengan serangan ke Jawa pada Februari 1942.

Pada 1 Maret 1942, Jepang mendarat di tiga lokasi Pulau Jawa yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Indramayu, Jawa Barat), dan Kragan (Rembang, Jawa Tengah).

Di tanggal yang sama, kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas, dari Burma (Myanmar) sampai Pulau Wake di Samudera Pasifik.

Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan perhatian untuk menguasai Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda.

Kenapa Jepang mendarat di Tarakan?

Diorama kedatangan Jepang ke Indonesia pada 1942 di Museum Vredeburg Yogyakarta.Kemdikbud Diorama kedatangan Jepang ke Indonesia pada 1942 di Museum Vredeburg Yogyakarta.
Alasan Jepang pertama kali mendarat di Tarakan adalah kekayaan sumber daya alamnya, khususnya minyak dalam jumlah besar.

Sebelumnya Belanda sudah menjadikan Tarakan sebagai kota penting, karena memiliki 700 sumur minyak, penyulingan minyak, dan lapangan udara.

Itulah mengapa pendudukan Jepang pada awalnya bukan di Jawa, karena membutuhkan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan Perang Pasifik.

Baca juga: Sejarah Ninja, Benarkah Jadi Mata-mata dan Penyabotase di Era Feodal Jepang?

Selain kaya akan minyak bumi, kota-kota di Kalimantan juga dikenal sebagai penghasil bahan mentah bagi industri dan mesin perang negara Barat, seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Hal ini membuat Jepang semakin tertarik menguasai Kalimantan, agar cadangan logistik dan bahan industrinya bisa lebih tercukupi.

Dikutip dari KompasNasional, keberadaan industri minyak bumi di Tarakan memang menjadi salah satu pemicu Perang Dunia II di Asia Pasifik.

Nusantara (Hindia Belanda), termasuk Tarakan adalah penghasil bahan mentah bagi industri dan mesin perang negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.

Minyak Tarakan dikenal berkualitas tinggi dan murni (world purest oil). Pemicunya adalah komentar Amsterdam Effectenblad, bursa saham Belanda, pada 1932 yang menyatakan kualitas minyak bumi di Tarakan cukup baik sehingga kapal-kapal besar bisa langsung memasukkan minyak ke dalam tangki.

Saat perang berkecamuk (1941-1945), Tarakan menjadi prioritas utama Jepang. Alasannya, lokasinya strategis sehingga menjadi basis termudah dan terdekat bagi kekuatan Jepang di Davao, Pulau Mindanao, Filipina selatan.

Menguasai Tarakan juga berarti memutus jalur bantuan sekutu dari Australia ke kepulauan Filipina, tempat pasukan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal MacArthur yang saat itu terdesak oleh gempuran Jepang.

Baca juga: Tragedi 7 Desember 1941: Saat Jepang Obrak-abrik AS di Pearl Harbor

Sumber: Kompas.com (Penulis: Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Widya Lestari Ningsih, Ambrosius Harto Manumoyoso, Defri Werdiono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Internasional
Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Internasional
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
Seberapa Kuat Militer Iran?

Seberapa Kuat Militer Iran?

Internasional
Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Internasional
Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Internasional
Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Internasional
Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Internasional
30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com