Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Archimedes, Matematikawan Terbesar dalam Sejarah Dunia

Kompas.com - 19/02/2022, 23:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Adegan legendaris itu pun terjadi setelah Archimedes menemukan jawaban atas pertanyaan Raja, saat melangkah ke bak mandi di pemandian umum. Prinsip Archimedes inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum gaya apung.

Archimedes pada akhirnya menyimpulkan bahwa mahkota Raja tidak seluruhnya terbuat dari emas, dan membenarkan kecurigaan Raja. Dengan metode itu, dia pun dapat mengetahui dengan tepat berapa banyak emas yang hilang.

Baca juga: Biografi Kim Jong Il, Pewaris Takhta Pemimpin Agung Korea Utara

Penemuan Lainnya

Dalam karyanya On the Measurement of the Circle, Archimedes sampai pada kesimpulan logis bahwa rasio keliling lingkaran dengan diameternya (konstanta matematika yang sekarang kita sebut "pi" (π)).

Archimedes juga merumuskan Hukum Tuas dan Keseimbangan. Dia melakukannya dengan sangat akurat, sehingga tidak ada kemajuan ilmu yang dibuat sampai abad ke-16 M.

Dia juga menemukan manfaat katrol untuk mengangkat beban besar. Dia sangat kagum dengan keuntungan mekanis yang diberikan oleh tuas dan katrol.

Terlepas dari semua hukum fisika yang dia temukan, Archimedes tidak pernah benar-benar menyebutnya sebagai ilmu fisika. Dia memperlakukannya sebagai teorema matematika murni, dalam logika sistem yang mirip dengan yang dikembangkan Euclid untuk geometri.

Ironisnya, ilmu pengetahuan Yunani pada zaman Archimedes memiliki kecenderungan meremehkan pengamatan dan mendukung argumen logis. Orang Yunani percaya bahwa pengetahuan tertinggi didasarkan pada penalaran deduktif.

Namun, itu tidak mencegah Archimedes bereksperimen. Dia justru menonjol dari orang-orang sezamannya karena ia berhasil.

Baca juga: Biografi Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan Inggris

Kematian dan warisan

Setelah kematian Hiero II, perang dimulai antara Syracuse dan Romawi. Kota ini diserang oleh darat dan laut. Archimedes saat itu berusia 75 tahun, namun itu tidak menghalanginya memainkan peran sentral mempertahankan kota.

Dia pun menerapkan pengetahuan teoritisnya ke dalam praktik, dengan mengembangkan senjata ketapel raksasa yang melemparkan batu-batu berat ke jarak yang sangat jauh.

Senjata itu berhasil melubangi tembok kota untuk pemanah dan memasang derek yang mampu melepaskan banyak batu ke Kapal Romawi ketika berada dalam jangkauan.

Penemuannya yang sangat efektif membuat Marcus Claudius Marcellus, komandan Romawi, meninggalkan gagasan untuk menyerang Syracuse. Dia kemudian memutuskan bahwa pengepungan adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan kota. Pada 212 SM, kota yang kelaparan itu menyerah dan Romawi merebut Syracuse.

Baca juga: Biografi Sun Yat Sen, Bapak China Modern

Marcellus sangat terkesan dengan kejeniusan Archimedes sehingga dia memerintahkan agar orang Yunani yang berbakat itu ditangkap hidup-hidup.

Meskipun demikian, ketika tentara Romawi menemukan Archimedes, dia berada di pantai menggambar sosok geometris di pasir dan mengerjakan salah satu dari banyak teoremanya. Dia mengabaikan perintah para prajurit dan meminta waktu tambahan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Para prajurit yang marah, mungkin merasa sedikit terhina sehingga membunuh salah satu pemikir terbesar sepanjang sejarah. Archimedes meninggal, tetapi ide-idenya tidak dapat dibunuh, dan karya-karya Archimedes bertahan sampai saat ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com