Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Teori Evolusi yang Buat Darwin Menunggu 20 Tahun untuk Mempublikasikannya

Kompas.com - 16/02/2022, 19:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Teori evolusi dianggap kontroversial oleh beberapa orang, meski sudah lebih dari setengah abad berlalu, setelah Charles Darwin mengusulkan ini.

Banyak bukti dari catatan fosil, genetika dan bidang ilmu pengetahuan lainnya juga telah mendukung teori dari ilmuwan Inggris itu. Namun beberapa politisi dan pemimpin agama mencela teori tersebut.

Baca juga: Fosil Naga Laut Terbesar dan Terlengkap Ditemukan di Inggris, Berumur 180 Juta Tahun

Mereka yang menentang teori evolusi berargumen bahwa keberadaan makhluk hidup sangat kompleks (terutama manusia), sehingga tidak dapat dijelaskan oleh manusia itu sendiri.

Sementara ilmuwan pada umumnya tidak melihat kontroversi dari teori evolusi. Pasalnya evolusi didukung dengan baik oleh banyak contoh perubahan pada berbagai spesies, yang mengarah pada keragaman kehidupan yang terlihat saat ini.

"Seleksi alam, atau dengan kata lain - variasi, keturunan, dan perbedaan kebugaran - adalah teori inti biologi modern," jelas Dr P John D Lambshead, pensiunan pemimpin penelitian sains dalam keanekaragaman hayati laut, ekologi, dan evolusi di The Natural History Museum, London, mengatakan kepada All About History Magazine sebagaimana dilansir Live Science.

Baca juga: Denmark Berambisi Penerbangan Domestiknya Tak Pakai Bahan Bakar Fosil pada 2030

Mengapa teori evolusi dianggap kontroversial?

Jadi, jika evolusi mapan dalam komunitas ilmiah seperti teori gravitasi, mengapa teori evolusi dianggap kontroversial dan masih diperdebatkan?

Jawabannya sebagian besar terletak pada implikasi teologis dari pemikiran evolusioner.

Oleh para penentangnya, pandangan Darwinian soal kehidupan, perjuangan brutal (seleksi alam) dan perubahan terus-menerus, bertentangan dengan kisah penciptaan dalam kitab suci dan konsep tentang Tuhan, yang aktif dan penuh kasih campur tangan dalam kehidupan manusia.

Selama puluhan tahun, sorotan mendasar pada teori evolusi itu telah mendorong debat soal pembatasan untuk mengajarkan teori evolusi di sekolah umum.

Pertempuran ini telah surut dalam beberapa tahun terakhir, tetapi belum sepenuhnya padam.

Baca juga: COP26: 19 Negara Setop Biayai Proyek Bahan Bakar Fosil di Luar Negeri

Ironisnya di luar sistem pendidikan, sebagian besar penentangan teori evolusi menyebarkan pandangannya masing-masing secara lIar. Pemahaman yang salah soal teori evolusi ini celakanya justru berbahaya secara sosial dan politik.

Misalnya, beberapa konservatif sosial menuduh bahwa teori evolusi berfungsi memperkuat argumen yang lebih luas, yang membenarkan praktik yang mereka lawan keras, seperti aborsi dan eutanasia.

Penentang teori evolusi juga mengklaim pandangan Darwin berperan dalam argumen yang mendukung transhumanisme, dan upaya lain untuk meningkatkan kemampuan manusia dan memperpanjang umur manusia.

Darwin menunggu 20 tahun

Charles Darwin sendiri dalam merumuskan teorinya tentang evolusi melalui seleksi alam, tidak bermaksud membuat kontroversi publik.

Faktanya, kekhawatirannya tentang bagaimana ide-idenya akan diterima oleh publik yang lebih luas membuatnya menunggu lebih dari 20 tahun untuk mempublikasikannya.

Baca juga: Satu Kru Kapal yang Tiba di Darwin dari Indonesia Dinyatakan Positif Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com