Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ukraina Miskin dan Bagaimana jika Perang Lawan Rusia

Kompas.com - 04/02/2022, 19:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com - Alasan kenapa Ukraina miskin dapat dilihat dari bergantungnya negara itu pada donor internasionalnya, karena tidak dapat meminjam di pasar global.

Pemerintah Ukraina juga mengeluh negaranya menderita situasi geopolitik di luar kendali.

"Kami sejak 2014 sudah hidup dalam keadaan ancaman permanen dari Rusia, dan sekarang ini menjadi berita bagi dunia," kata Menteri Keuangan Sergiy Marchenko dalam wawancara dengan situs web Ekonomichna Pravda, dikutip dari AFP, Kamis (3/2/2022).

Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

Ancaman invasi Rusia, yang dibantah Moskwa, belum menyebabkan konsekuensi bencana seperti yang terjadi pada 2014.

Namun, situasi itu sudah memiliki dampak yang sangat nyata, membekukan proyek dan menakut-nakuti beberapa investor.

Bank sentral menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk 2022 menjadi 3,4 persen dari 3,8 persen.

Mereka juga harus menghabiskan lebih dari 1 miliar dollar AS (Rp 14,38 triliun) sejak awal tahun untuk menjaga mata uang lokal, hryvnia, bertahan karena investor yang khawatir sudah memindahkan uangnya ke luar negeri.

Meskipun demikian, mata uang masih jatuh ke level terendah dalam empat tahun terakhir, memicu inflasi dan melemahkan daya beli rumah tangga di Ukraina yang sudah menjadi salah satu negara termiskin di Eropa.

Situasi tersebut mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencoba melawan beberapa peringatan dari Barat, bersikeras bahwa prioritasnya adalah menstabilkan ekonomi daripada membangkitkan kepanikan.

Baca juga: Apakah Rusia Akan Perang dengan Ukraina, Bagaimana jika Terjadi Invasi?

Akan tetapi, menurut Sofya Donets seorang ekonom di firma investasi Renaissance Capital, Ukraina saat ini berada dalam posisi yang lebih kuat daripada 2014 untuk menahan tekanan keuangan.

Ia mengatakan, Ukraina memiliki lebih dari dua kali lipat cadangannya dan karena masuknya bantuan Barat. Uni Eropa menjanjikan 1,2 miliar euro (Rp 19,79 triliun) lebih lanjut, serta pembicaraan sedang berlangsung untuk membuka dana baru dari Dana Moneter Internasional (IMF).

"Namun, ini hanya berfungsi untuk memuluskan efek turbulensi yang berkepanjangan, tetapi bukan konflik militer skala penuh," katanya.

Meski begitu, skenario terburuk dari konflik Rusia-Ukraina masih bisa terjadi. Para ekonom memperingatkan, lonjakan ketegangan semakin merusak prospek jangka panjang negara itu.

"Premi risiko untuk melakukan bisnis di Ukraina sudah pasti meningkat," ujar Lilit Gevorgyan, seorang ekonom di IHS Markit.

"Persepsi risiko ini tidak akan turun secara signifikan kecuali ada kemajuan nyata antara Ukraina dan Rusia untuk menyelesaikan konflik. Kemungkinan terakhir yang kecil."

Baca juga: Sejarah Perang Rusia-Ukraina, sejak Era Kievan Rus hingga Aneksasi Crimea

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com