Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Nuklir Korea Utara: Rudal Balistik, Hipersonik, hingga 16 Kali Bom Hiroshima

Kompas.com - 18/01/2022, 18:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Pada Mei 2016 Pyongyang mengatakan, telah menguji roket balistik strategis jarak menengah/jauh yang baru dikembangkan, Hwasong-12. Roket itu terbang 700 kilometer lalu mendarat di Laut Jepang.

Dua bulan kemudian, Korea Utara mengumumkan bahwa mereka berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua pada 4 Juli yang mampu mencapai Alaska. Uji coba ini dilakukan bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan AS.

Ada juga tes ICBM kedua yang berhasil pada 28 Juli.

Presiden AS Donald Trump saat itu pada 8 Agustus mengancam Pyongyang dengan "api dan kemarahan" atas program misilnya.

5. 2017: Uji coba nuklir terbesar yang pernah ada

Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam dan terbesarnya pada 3 September 2017. Kelompok pemantau memperkirakan bobotnya 250 kiloton, 16 kali ukuran bom AS 15 kiloton yang menghancurkan Hiroshima pada 1945.

Pada 15 September 2017, kurang dari seminggu setelah PBB mengadopsi seri kedelapan sanksi, Korea Utara menembakkan rudal jarak menengah di atas Jepang.

Lebih dari sebulan kemudian, Washington menyatakan Korea Utara sebagai negara sponsor terorisme, sehari sebelum menjatuhkan sanksi baru kepada Korut.

Pada 29 November, Pyongyang meluncurkan ICBM Hwasong-15 baru, yang diklaim dapat mengirimkan hulu ledak berat super besar ke mana saja di daratan AS.

Para analis sepakat roket itu mampu mencapai Amerika Serikat, tetapi menyuarakan keraguan bahwa Pyongyang menguasai teknologi canggih yang diperlukan untuk memungkinkan roket itu bertahan saat masuk kembali ke atmosfer Bumi.

Baca juga: Sejarah Perang Irak vs Amerika: Awal Invasi, Tewasnya Saddam Hussein, hingga Pertempuran Lawan ISIS

IlustrasiKCNA Ilustrasi
6. 2018: Detente Olimpiade

Dalam pidato Tahun Barunya, Kim Jong Un mengatakan, pengembangan kekuatan nuklir Korea Utara sudah selesai.

Dikatalisasi oleh Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan, pencairan diplomatik yang cepat dimulai pada Februari 2018.

Pada 21 April Pyongyang mengatakan, ledakan nuklir dan peluncuran ICBM akan segera dihentikan dan lokasi uji coba atom di Punggye-ri akan dibongkar untuk menjamin akhir pengujian secara transparan.

7. 2019-2022: Senjata baru, ketegangan baru

Setelah KTT Hanoi pada Februari 2019, negosiasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara menemui jalan buntu.

Ada ketegangan baru pada tahun 2021 ketika Korea Utara melakukan sejumlah uji coba senjata tingkat tinggi, termasuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, rudal jelajah jarak jauh, senjata yang diluncurkan dengan kereta api, dan apa yang dikatakan sebagai peluncur rudal hipersonik.

Dalam uji senjata besar pertamanya pada 2022, Korea Utara mengatakan, telah melakukan uji coba rudal hipersonik kedua dengan hulu ledak yang mampu meluncur serta gerakan lateral selama penerbangan.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang, Termasuk Berebut Crimea?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com