Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Januari 2021: Kronologi Kerusuhan Gedung Capitol pasca Pemilihan Presiden AS

Kompas.com - 06/01/2022, 19:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Pada Kamis (6/1/2022) Amerika Serikat memperingati satu tahun kerusuhan Gedung Capitol, di mana gerombolan pendukung Donald Trump menyerbu gedung parlemen, salah satu simbol demokrasi "Negeri Paman Sam".

Insiden itu terjadi setelah Presiden ke 45 AS itu mengadakan apel besar bagi para pendukungnya dan menuduh tanpa dasar atas adanya kecurangan dalam pemilihan 2020.

Baca juga: Setahun Berlalu, Begini Kondisi Gedung Capitol AS Usai Serangan 6 Januari 2021

Serangan itu mengakibatkan lima kematian dan dakwaan terhadap lebih dari 700 orang. Insiden ini juga mendorong upaya pemakzulan kedua Trump yang bersejarah dan upaya penuntutan terbesar dalam sejarah Amerika, menurut laporan Newsweek.

Setahun kemudian setelah peristiwa itu, pemberontakan sedang diselidiki oleh panitia pemilihan DPR bipartisan.

Berikut kronologi singkat peristiwa 6 Januari, yang telah menjadi inti penyelidikan komite terpilih serta upaya jaksa, untuk membuktikan para perusuh berkonspirasi untuk menghentikan sertifikasi kemenangan pemilihan Presiden Joe Biden.

Rentetan kicauan Donald Trump

Pada dini hari 6 Januari 2020, mantan presiden Donald Trump menguggah cuitan di Twitter, menyerukan agar Partai Republik perlu "bertindak pintar" dan "berjuang", serta "bertahan demi presiden."

Trump selanjutnya berkicau tentang peran wakil presiden yang memimpin sertifikasi.Dia mengeklaim, Mike Pence (Wakil Presiden AS saat itu) memiliki wewenang untuk menolak suara elektoral.

Pukul 08.17 EST, kembali menyerukan agar Pence "mengirim hasil penghitungan suara kembali ke negara bagian", karena mereka ingin "memperbaiki suara mereka". Dia juga memberi tahu Pence bahwa ini "saatnya untuk keberanian yang ekstrem."

Baca juga: Seruan Kekerasan Meningkat Jelang Peringatan Serangan Gedung Capitol AS

Anggota Proud Boys terlihat menuju Capitol pada pukul 10.58 EST. Kepada BBC, seorang dari mereka mengatakan "Kami mengambil kembali negara kami."

Trump mulai berbicara kepada ribuan pendukungnya dalam pertemuan besar "Save America Rally" di Ellipse, Washington DC mulai pukul 11.00 EST.

Di sana Presiden ke 45 AS itu memberi tahu para pendukungnya bahwa mereka akan "bergerak ke Capitol dan mendukung para senator AS dan anggota kongres yang pemberani."

Sekitar setengah jalan pidatonya, Trump mengatakan mereka telah "mengumpulkan banyak bukti tentang pemalsuan dalam pemilihan presiden AS 2020.

With the White House in the background, President Donald Trump speaks at a rally Wednesday, Jan. 6, 2021, in Washington. (AP Photo/Jacquelyn Martin)AP PHOTO/JACQUELYN MARTIN With the White House in the background, President Donald Trump speaks at a rally Wednesday, Jan. 6, 2021, in Washington. (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Dia pun kembali mengeklaim bahwa negara bagian ingin "mensertifikasi ulang" suara mereka, dan mendesak Pence untuk "mengirimnya kembali.”

Di saat yang sama sekitar pukul 12.49 EST, Polisi Gedung Capitol menanggapi laporan kemungkinan bahan peledak di Komite Nasional Partai Republik. Sebuah bom pipa kemudian ditemukan di Komite Nasional Demokrat

Pukul 12.50 EST, jelang pengesahan hasil pemilihan presiden AS oleh Kongres, Trump kembali mengungkapkan harapan bahwa Pence akan "membela demi kebaikan Konstitusi dan demi kebaikan negara."

Jika tidak, mantan presiden saat itu mengatakan dia akan "sangat kecewa" dengan wakil presidennya.

Baca juga: Gedung Capitol AS Lockdown, Ada Staf Lolos Masuk Bawa Pistol

Ribuan massa di depan Gedung Capitol

Kerumunan di luar Capitol tumbuh pada pukul 12.53 EST, dan konfrontasi dengan polisi mulai terjadi.

Sementara tepat pukul 13.00 EST, Kongres AS mulai berkumpul untuk mengesahkan kemenangan pemilihan mantan Wakil Presiden, Joe Biden.

Trump pada saat yang sama memberi tahu para pendukungnya untuk "bertarung sekuat tenaga", karena jika tidak "Anda tidak akan memiliki negara lagi." Trump selesai berbicara di Ellipse, Washington DC pukul 13.13 EST.

Polisi Capitol memerintahkan evakuasi Perpustakaan Kongres, Gedung Madison dan Gedung Kantor Cannon House, sekitar lima belas menit kemudian. Sementara DPR dan Senat saat itu berada di ruang terpisah untuk mendengarkan keberatan atas hasil pemilihan Arizona.

Massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bentrok dengan pasukan keamanan saat mereka menerobos masuk ke Gedung Capitol, Washington DC, pada 6 Januari 2021.AFP PHOTO/ROBERTO SCHMIDT Massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bentrok dengan pasukan keamanan saat mereka menerobos masuk ke Gedung Capitol, Washington DC, pada 6 Januari 2021.

Pukul 13.45, massa perusuh berhasil memukul mundur polisi. Seorang petugas mengumumkan bahwa saat itu "secara efektif kerusuhan telah terjadi”, meskipun petugas masih berusaha untuk menegakkan ketertiban.

Kepala Polisi Capitol Steven Sund selanjutnya memanggil Mayor Jenderal William Walker, komandan jenderal Garda Nasional DC, untuk meminta bantuan. Tapi, para perusuh memaksa melewati barikade dan maju ke fasad luar Capitol, memaksa masuk ke dalam gedung.

Baca juga: Dukun Kerusuhan Gedung Capitol Dipenjara 41 Bulan

Korban tewas pertama dilaporkan pada 14.05 EST, atas nama Kevin Greeson yang merupakan bagian dari pendukung Trump. Dia dinyatakan meninggal setelah menderita serangan jantung di luar Gedung Capitol.

Pada 14.10 EST, para perusuh mulai menerobos pintu dan jendela Gedung Capitol.

Penerobosan Gedung Capitol

Segera setelah dibobol, pasukan keamanan rahasia mengawal Mike Pence dan Ketua DPR Nancy Pelosi keluar dari lantai Senat. Pada saat yang sama, Petugas Polisi Capitol Eugene Goodman bertemu dengan massa dan menarik mereka menjauh dari ruang atas.

Anggota Kongres diperintahkan untuk melakukan evakuasi dari ruang sidang seluruhnya pada 14.20 EST.

Tak lama setelah itu, pendukung Donald Trump Julian Khater menyemprotkan zat kimia ke arah Petugas Polisi Gedung Capitol Brian Sicknick. Aparat itu dinyatakan meninggal keesokan harinya.

Trump kembali berkicau pada 14.24 EST, menuduh Wakil Presidennya sendiri "tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara kita dan Konstitusi kita."

Di tempat lain, Kepala Angkatan Darat AS Ryan McCarthy memberi tahu staf untuk bersiap memindahkan pasukan reaksioner darurat ke Gedung Capitol.

Anggota Parlemen AS berlindung di serambi ruang parlemen ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber di Gedung Capitol pada Rabu (6/1/2021).AP PHOTO/ANDREW HARNIK Anggota Parlemen AS berlindung di serambi ruang parlemen ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber di Gedung Capitol pada Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Polisi AS yang Tangani Kerusuhan Gedung Capitol Kembali Dilaporkan Bunuh Diri

Trump kemudian menelepon Senator Republik di Gedung Capitol, untuk bisa berbicara dengan Wakil Presiden saat itu Mike Pance. Tapi dia diberitahu bahwa Pence telah dievakuasi dan tidak dapat berbicara dengannya.

Hanya dua puluh menit setelah pintu dan jendela depan Gedung Capitol dibobo, para perusuh mendatangi pintu kantor Ketua DPR asal Demokrat dan mendobraknya setelah mengetahui pintu terkunci.

Di tengah situasi yang memanas, Donald Trump kembali menggunakan media sosialnya dan mendesak orang-orang untuk "mendukung polisi Capitol dan penegak hukum". Dia pun mengatakan bahwa "mereka (anggota parlemen) benar-benar berada di pihak negara kita. Tetap damai!"

Tapi selang beberapa menit setelah kicauan itu, korban tewas lainnya di temukan. Pengunjuk rasa, Ashli Babbitt, ditembak mati ketika mencoba masuk ke House Chamber Gedung Capitol.

Peristiwa yang menjadi populer karena fotonya yang menyebar luas terjadi pada 14.50 EST, Demonstran Richard Barnett saat itu terekam dalam video pengawasan memasuki ruang konferensi Pelosi. Dia difoto duduk di kursi dengan kaki di atas meja milik salah satu staf Pelosi.

Baca juga: Laporan Setebal 128 Halaman Ungkap Fakta Terbaru Kerusuhan di Gedung Capitol

Penurunan Garda Nasional

Kepala Angkatan Darat AS Ryan McCarthy dilaporkan menyetujui pengaktifan 1.100 pasukan Garda Nasional untuk mendukung polisi DC pada 15.00 EST.

Sementara itu, Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy memberi tahu WUSA bahwa dia menelepon presiden untuk mendesaknya agar "menenangkan massa."

Melalui unggahan di Twitter, Trump kemudian meminta orang-orang di Capitol "tetap damai" dan tidak terlibat dalam kekerasan. "Ingat, kami adalah partai hukum dan ketertiban–hormati hukum dan pria dan wanita hebat kami di Parlemen. Terima kasih!"

Pelosi dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer juga menelepon Pentagon untuk meminta bantuan, dan diberi tahu bahwa permintaan Garda Nasional telah disetujui.

Pada 16.05 EST, Joe Biden yang saat itu belum resmi menjadi Presiden AS mengadakan konferensi pers dan menyerukan Trump untuk menuntut "pengepungan" Gedung Capitol berakhir.

Pence di sisi lain, memanggil penjabat Menteri Pertahanan AS Christopher Miller dan meminta tenggat waktu untuk mengamankan gedung.

Trump akhirnya mengunggah video di media sosial yang memberi tahu para perusuh bahwa dia tahu rasa sakit dan luka mereka, dan menyuruh mereka pulang.

Tak lama berselang, pengunjuk rasa Rosanne Boyland pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Dia kemudian dinyatakan meninggal karena overdosis amfetamin.

Tentara Garda Nasional tiba di Gedung Capitol beberapa hari setelah pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung itu di Washington DC.REUTERS via VOA INDONESIA Tentara Garda Nasional tiba di Gedung Capitol beberapa hari setelah pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung itu di Washington DC.

Baca juga: Buntut Kerusuhan di Gedung Capitol, Facebook Tangguhkan Akun Trump 2 Tahun

Pengendalian keamanan dan sertifikasi kemenangan 

Baru pada pukul 17.20 EST, Pasukan Garda Nasional AS mulai berdatangan di Gedung Capitol, tiga jam setelah penerobosan.

Pada 18.01 EST Trump mengunggah kicauan yang menjadi pesan terakhirnya di Twitter.

"Ini adalah hal-hal dan peristiwa yang terjadi ketika kemenangan pemilu yang suci dan telak dilucuti begitu saja dengan kejam dari para patriot hebat, yang telah diperlakukan dengan buruk dan tidak adil begitu lama. Pulanglah dengan cinta dan damai. Ingat hari ini selamanya!" tulisnya sebelum pesannya dihapus.

Facebook menghapus unggahan Trump dari situs media sosial, pukul 19.00 EST. Dua menit setelahnya Twitter menghapus tweet Trump dan menangguhkan akunnya. Tindakan yang sama kemudian diambil Facebook.

Stephanie Grisham, kepala staf ibu negara Melania Trump, dan Sarah Matthews, wakil sekretaris pers Gedung Putih, lalu mengundurkan diri.

Polisi Gedung Capitol menyatakan bangunan itu aman pada 20.00 EST. Senat lalu berkumpul kembali untuk melanjutkan sertifikasi kemenangan Electoral College untuk Joe Biden.

Pada 7 Januari 2021 pukul 3:40 EST pagi, Kongres AS mengesahkan kemenangan pemilihan Joe Biden, sebagai Presiden ke 46 AS.

Setelah itu, Donald Trump berkomitmen untuk transisi kekuasaan yang tertib, tetapi bersumpah untuk melanjutkan perjuangan untuk memastikan "hanya suara sah yang dihitung."

Baca juga: Misi Garda Nasional di Gedung Capitol Berakhir, Biden Beri Hormat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com