Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Irak vs Amerika: Awal Invasi, Tewasnya Saddam Hussein, hingga Pertempuran Lawan ISIS

Kompas.com - 04/01/2022, 20:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BAGHDAD, KOMPAS.com - Perang Irak vs Amerika Serikat berawal ketika invasi AS ke negara kaya minyak itu pada 2003 untuk memburu Saddam Hussein.

Invasi Amerika ke Irak pada akhirnya dapat menggulingkan Saddam Hussein dan melawan ISIS, hingga misi tempurnya berakhir pada Juli 2021.

Melansir AFP pada Kamis (9/12/2021), berikut adalah sejarah perang Irak dan Amerika dari tahun ke tahun.

Baca juga: Perang Yaman: Kenapa Houthi Ingin Merebut Marib?

Saddam Hussein pada 1991.AFP Saddam Hussein pada 1991.
1. 2003: Invasi Amerika ke Irak

Pada 20 Maret 2003, AS memimpin invasi ke Irak setelah presiden saat itu George W Bush menuduh Saddam Hussein memegang "senjata pemusnah massal".

Pada 9 April 2003 pasukan AS merebut Baghdad. Patung Saddam Hussein digulingkan oleh tank AS dengan bantuan kerumunan orang Irak yang gembira.

Bush mengumumkan akhir dari operasi tempur besar pada 1 Mei 2003.

Pada 2 Oktober 2003, AS mengakui tidak ada senjata pemusnah massal yang ditemukan.

Pada 13 Desember 2003, Saddam Hussein ditangkap di dekat kampung halamannya di Tikrit setelah sembilan bulan dalam pelarian. Dia digantung tiga tahun kemudian.

2. 2004: Penyiksaan di penjara Abu Ghraib

Pada April 2004, gambar-gambar penyiksaan dan pelecehan terhadap orang Irak yang ditahan di penjara militer Abu Ghraib yang dikelola AS mengejutkan dunia, merusak posisi Amerika di Irak.

Kekuasaan kemudian ditransfer ke pemerintahan sementara pada bulan Juni.

3. Pemberontakan, pertumpahan darah sektarian

Pada November 2004, lebih dari 10.000 tentara Amerika dan 2.000 personel Irak menyerang kota Arab Sunni Fallujah, yang menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan, setelah hukuman mati tanpa pengadilan terhadap empat orang Amerika pada bulan Maret.

Pada Februari 2006, ekstremis Sunni yang terkait dengan Al Qaeda meledakkan kuil Syiah di Samarra, memicu gelombang pembunuhan sektarian yang berkecamuk hingga 2008 dan menyebabkan puluhan ribu orang tewas.

Pada Januari 2007, George W Bush mengumumkan pengerahan 30.000 tentara lagi, sehingga totalnya menjadi 165.000, dengan penambahan lonjakan itu diperlukan untuk memulihkan kendali.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang, Termasuk Berebut Crimea?

Presiden AS berpamitan saat hendak masuk ke dalam pesawat Airforce One dan terbang meninggalkan Laos.SAUL LOEB / AFP Presiden AS berpamitan saat hendak masuk ke dalam pesawat Airforce One dan terbang meninggalkan Laos.
4. 2009: AS mulai pergi

Pada Februari 2009, presiden baru AS Barack Obama yang menentang invasi mengatakan, sebagian besar pasukan akan ditarik pada Agustus 2010.

Pada 18 Desember 2011, semua tentara AS angkat kaki dari Irak.

Lebih dari 100.000 warga sipil tewas sejak invasi Amerika di Irak, menurut database Irak Body Count, sedangkan AS kehilangan hampir 4.500 tentara.

5. 2014: Melawan ISIS

Pada Januari 2014, para milisi ISIS merebut Fallujah dan sebagian Ramadi di dekatnya.

Pada Juni 2014, mereka merebut kota utara Mosul dan pada akhir tahun 2014 menguasai sepertiga wilayah Irak.

AS lalu membombardir pos-pos milisi yang mengancam Kurdistan Irak dan ribuan orang Kristen serta Yazidi.

Dengan bantuan koalisi pimpinan AS, pasukan Irak mengusir ISIS dari pusat kota negara itu dan pada Desember 2017 menyatakan kemenangan.

Foto yang diambil pada 14 September 2013, menunjukkan Komandan Pasukan Quds, cabang dari Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, ketika mendapat ucapan belasungkawa atas kematian ibunya di Teheran. Soleimani tewas dalam serangan yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump di Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.AFP/ISNA/MEHDI GHASEMI Foto yang diambil pada 14 September 2013, menunjukkan Komandan Pasukan Quds, cabang dari Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, ketika mendapat ucapan belasungkawa atas kematian ibunya di Teheran. Soleimani tewas dalam serangan yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump di Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.
6. 2019: Perang dengan Iran

Sejak invasi, musuh bebuyutan Amerika, Iran, memperkuat pengaruhnya atas Irak, mendukung pasukan paramiliter Hashed Al Shaabi yang memainkan peran kunci dalam mengusir ISIS.

Pada 31 Desember 2019, ribuan warga Irak menyerang kedutaan AS di Baghdad untuk memprotes pemboman mematikan terhadap faksi Hash.

Pada 3 Januari 2020, jenderal top Iran Qasem Soleimani dan komandan senior Hash Abu Mahdi Al Muhandis tewas dalam serangan drone AS di Baghdad.

Iran membalasnya dengan serangan rudal di pangkalan yang menampung tentara AS di Irak.

Baca juga: Profil Qasem Soleimani, Jenderal yang Kematiannya Melemahkan Iran

7. 2020: Pasukan AS mulai pulang

Parlemen Irak menyerukan diakhirinya kehadiran pasukan asing di negara itu.

Pada Agustus 2020, presiden AS saat itu Donald Trump mengatakan, pasukan AS akan meninggalkan Irak tetapi tidak menyebutkan tanggalnya. Jumlah pasukan dikurangi dari 5.200 menjadi 3.000 pada September.

8. 2021: Misi tempur AS di Irak berakhir

Pada Juli 2021, Presiden Joe Biden mengatakan, operasi tempur AS di Irak akan berakhir tahun itu, tetapi tentara akan terus melatih, memberi saran, dan mendukung militer Irak dalam perang melawan ISIS.

Sekitar 2.500 tentara AS tetap berada di Irak tetapi kelompok pro-Iran ingin mereka keluar pada 31 Desember.

Irak mengumumkan bahwa misi tempur koalisi berakhir pada 9 Desember 2021, dengan transisi ke misi non-tempur akan selesai pada akhir 2021.

Baca juga: Akhir dari Perang Saudara China dan Sejarah Berdirinya Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com