Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan China dan Taiwan: Awal Konflik, Perang, dan Ketegangan Baru

Kompas.com - 21/12/2021, 22:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Tahun 2008, Taiwan dan China melanjutkan pembicaraan tingkat tinggi setelah Ma Ying-jeou dari KMT terpilih sebagai presiden yang bersahabat dengan Beijing.

Pada 2010, mereka menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama Ekonomi, dan tahun 2014 mengadakan pembicaraan pemerintah-ke-pemerintah pertama sejak pemisahan.

Pada 2015, para pemimpin kedua pihak bertemu di Singapura, berjabat tangan dan melambai dengan antusias kepada banyak pers, tetapi tidak menerbitkan pernyataan bersama.

4. 2016: Akhir hubungan baik

Januari 2016, kandidat oposisi Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik yang secara tradisional pro-kemerdekaan memenangi pemilihan presiden.

Pada hari pelantikannya bulan Mei, China memperingatkan bahwa perdamaian akan mustahil terjadi jika dia membuat langkah untuk memisahkan diri secara resmi.

Pada Juni, China menangguhkan semua komunikasi dengan Taiwan setelah pemerintah baru pulau itu tidak mengakui konsep "satu China".

Bulan Desember 2016, presiden terpilih Donald Trump memutuskan kebijakan diplomatik AS selama beberapa dekade dengan berbicara langsung melalui telepon dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Pada 2017, pemerintahan Trump menyetujui penjualan senjata senilai 1,3 miliar dollar AS (kini Rp 18,6 triliun) ke Taiwan.

Pada Maret 2018, Amerika Serikat mengadopsi undang-undang yang memperkuat hubungan dengan Taiwan, sekali lagi membuat marah China.

Baca juga: Akhir dari Perang Saudara China dan Sejarah Berdirinya Taiwan

5. 2021: Ketegangan baru

Presiden China Xi Jinping saat berpidato untuk KTT APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) melalui video, dari Beijing pada Kamis (11/11/2021).XINHUA/LI XUEREN via AP Presiden China Xi Jinping saat berpidato untuk KTT APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) melalui video, dari Beijing pada Kamis (11/11/2021).
Pada 2 Januari 2019, Xi Jinping memperingatkan bahwa penyatuan China dan Taiwan tidak terhindarkan, dan penggunaan kekuatan militer tetap menjadi pilihan.

Pada 12 April 2021, terjadi rekor jumlah 25 jet militer China menembus zona pertahanan Taiwan.

Tanggal 5 Oktober 2021, Tsai Ing-wen memperingatkan adanya konsekuensi besar jika Taiwan jatuh ke China. Lebih dari 600 jet militer China telah melakukan inkursi ke zona pertahanan Taiwan tahun ini.

Pada 7 Oktober 2021, Pentagon mengatakan, pasukan operasi khusus AS diam-diam melatih pasukan Taiwan selama berbulan-bulan.

Selanjutnya tanggal 9 Oktober 2021, Xi Jinping mengatakan bahwa penyatuan kembali secara damai dengan Taiwan akan dan dapat diwujudkan.

Pada 22 Oktober 2021, Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan membela Taiwan jika China menyerangnya.

Kemudian 27 Oktober 2021, Beijing berkata Taiwan tidak memiliki hak untuk bergabung dengan PBB.

Lalu tanggal 28 Oktober 2021, Tsai Ing-wen untuk kali pertama sejak 1979 menegaskan, sejumlah kecil tentara AS hadir di Taiwan untuk membantu pelatihan.

Pada hari yang sama, China menentang hubungan militer antara Amerika dan Taiwan.

Baca juga: Akar Konflik China-Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com