Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri Hilangnya Penerbang Perintis Amelia Earhart di Samudra Pasifik

Kompas.com - 09/12/2021, 23:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Amelia Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, menghilang saat terbang di atas Pasifik pada 2 Juli 1937.

Selama bertahun-tahun sejak insiden itu, orang-orang masih berusaha mati-matian untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada penerbang terkenal itu.

Baca juga: Sejarah Penerbangan Dunia, dari Balon Udara hingga Roket

Perjalanan ini sebenarnya merupakan upaya keduanya memecahkan rekor sebagai pilot pertama yang terbang keliling dunia melalui khatulistiwa.

Sejumlah teori menghilangnya Amelia Earhart, yang lepas landas dari Oakland, California, dan menuju ke timur pada 21 Mei 1937, hingga kini belum terbukti kebenarannya.

Kegagalan pertama

Amelia Earhart melakukan percobaan pertama pada Maret 1937. Namun usaha ini berakhir hanya beberapa hari di tengah jalan, ketika Lockheed Electra L-10E miliknya jatuh saat lepas landas di Honolulu.

Terlepas dari insiden itu, Earhart tetap bertekad menjadi pilot pertama, yang memecahkan rekor pilot pertama (pria maupun wanita) yang terbang keliling dunia melalui khatulistiwa.

Sukses tidak hanya akan meningkatkan reputasinya, tetapi juga akan menyelamatkan keuangan keluarganya. Dengan persiapan penerbangan, termasuk akuisisi dan perbaikan pesawat baru, artinya dia telah "menggadaikan masa depan".

Baca juga: Siapakah Orang Pertama yang Menerbangkan Pesawat?

Kecelakaan di Hawaii dan penundaan yang diakibatkannya memang mengubah beberapa rencana awal Earhart.

Awalnya, dia berniat terbang terbang ke barat, dari California ke Hawaii lalu melintasi Pasifik. Tapi kemudian, dia melakukan perjalanan ke arah yang berlawanan.

Perubahan itu akan membantunya menghindari cuaca buruk, tetapi juga akan membuat langkah yang paling sulit. Yaitu terbang ke Pulau Howland, titik kecil sepanjang dua mil di Samudra Pasifik, di akhir perjalanan yang melelahkan.

 

Pemancar kode nirkabel disingkirkan

Fred Noonan akan bergabung dengan Earhart dalam perjalanannya, seperti yang direncanakan semula. Pria ini memiliki reputasi sebagai peminum berat. Tapi dia adalah navigator udara terkemuka dengan keterampilan yang dapat membantu Earhart menemukan Pulau Howland.

Navigator lain, Harry Manning, memutuskan untuk meninggalkan kru itu. Tidak seperti Manning, baik Earhart maupun Noonan tidak mahir dalam kode nirkabel.

Baca juga: 10 Pesawat Terbang yang Mengubah Dunia

Earhart akhirnya menyingkirkan pemancar CW (kunci kode telegraf) dari pesawatnya. Sebab dia merasa itu akan menjadi "beban mati", mengingat hanya ada dia dan Noonan di dalam pesawat.

Sebelum berangkat, dia juga menjatuhkan antena trailing yang memungkinkannya menggunakan frekuensi laut 500 kilocycle. Alih-alih kode Morse, Earhart berencana berkomunikasi dengan suara pada bandwidth yang lebih tinggi.

Masalah personnel dan radio

Hari-hari yang panjang terbang membawa Earhart dan Noonan ke Brasil, Dakar, Khartoum, Bangkok dan Darwin, Australia, di antara lokasi lainnya. Pada 29 Juni, pesawat tiba di Lae, New Guinea.

Meskipun sangat ingin menyelesaikan perjalanannya, keesokan harinya Earhart mengirimi suaminya sebuah telegram yang sebagian berbunyi, "KESALAHAN RADIO DAN MASALAH KESEHATAN PERSONIL MUNGKIN AKAN TERTUNDA SATU HARI (penerbangan)."

Baca juga: Pesawat Supersonik, Inovasi Penerbangan dalam Perlombaan Perang Dingin

Dia juga menyebutkan masalah personel dalam panggilan telepon kepada suaminya: bisa jadi Noonan sedang minum-minum.

Apa pun masalah personel dan radionya, Earhart tidak membiarkan masalah itu menggagalkan rencananya. Dia dan Noonan lepas landas dari Lae pada 2 Juli pukul 10 pagi waktu setempat.

Hilang

Sementara pesawat Earhart berada di udara, Kapal Penjaga Pantai Itasca sedang menunggu untuk membimbingnya ke Howland.

Namun, Gene Vidal (teman Earhart), tidak lagi berada di Biro Perniagaan Udara untuk mengarahkan bawahannya sehingga dapat memuluskan jalur bagi Earhart.

Koordinasi tidak memadai, dan beberapa komunikasi kapal menggunakan bandwidth yang tidak dapat Earhart terima.

Masalah lainnya yaitu, pencari arah radio di Howland yang akan bekerja dengan peralatan bandwidth tinggi Earhart kehabisan daya. Baterainya terkuras pada saat Earhart berada di area tersebut. Sementara pencari arah kapal hanya beroperasi pada bandwidth yang lebih rendah.

Baca juga: Krisis Suku Cadang, Setengah Armada Pesawat Sipil di Iran Terpaksa Dikandangkan

Empat belas jam dan 15 menit dalam penerbangannya, Itasca menerima transmisi pertama yang agak kacau dari Earhart tentang "cuaca mendung."

Meskipun pesan itu sendiri jelas, isinya semakin mengkhawatirkan. Radio Earhart selanjutnya mengatakan "Kami berputar-putar tetapi tidak dapat melihat pulau, tidak dapat mendengar Anda."

Dia tampaknya hanya menerima satu pesan dari kapal, meskipun Itasca telah mengirimkannya selama berjam-jam.

Earhart tetap tidak dapat melihat Pulau Howland meski menyiarkan pesan radio. Padahal kekuatan radio komunikasinya menunjukkan bahwa dia dekat.

Cuaca di sekitar Howland cerah, tetapi ada awan sekitar 30 mil barat laut. Jika Earhart terbang ke awan dan cuaca buruk menerjang, itu bisa mengacaukan pencitraan yang Noonan perlukan untuk menavigasi dengan tepat. Sementara peta yang dia melenceng beberapa mil.

Transmisi terakhir Earhart, berlangsung selama 20 jam dan 14 menit penerbangannya. Artinya mereka akan terus "terbang ke utara dan selatan". Tapi pesawat itu tidak pernah sampai ke Howland.

Baca juga: Kronologi Pengembangan Industri Penerbangan Amerika Serikat

Pencarian Earhart

Penjelasan resmi untuk hilangnya Earhart dan Noonan adalah bahwa pesawat mereka kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut. Salah satu pesan Earhart mengatakan bahwa mereka "hampir habis".

Pencarian di daerah barat laut Howland oleh Itasca gagal pesawat Earhart. Faktor gelombang dinilai bisa memecah pesawat sehingga cepat tenggelam, dan keberadaan hiu memunculkan kekhawatiran lainnya.

Namun, karena Penjaga Pantai tidak dapat menentukan lokasi pasti Earhart, teori lain menduga pesawat itu bisa saja jatuh di tempat lain.

Area yang luas pun digeledah. Tetapi menempatkan kapal pada posisinya membutuhkan waktu, sementara itu pesawat Electra dapat dengan mudah menghilang.

Baca juga: Wanita Ini Menyusui Kucing di Pesawat, Sempat Gegerkan Maskapai

Teori lain menyatakan bahwa Earhart dan Noonan berhasil mencapai Pulau Gardner, sekarang dikenal sebagai Nikumaroro, yang berjarak sekitar 350 mil laut di selatan Howland.

Mereka mungkin bertahan hidup di atol karang selama beberapa hari atau minggu, sampai kekurangan air, makanan, atau dengan cedera yang tidak dapat diatasi.

Para penyelidik di pulau itu telah menemukan bagian-bagian yang mereka duga berasal dari pesawat Earhart. Pada 1940 tengkorak dan tulang lainnya ditemukan, meskipun kemudian hilang.

Awalnya tulang-tulai itu diduga sebagai jasad pria paruh baya kekar. Sementara beberapa ahli percaya tulang itu mungkin milik Earhart.

Baru-baru ini, Grup Internasional untuk Pemulihan Pesawat Bersejarah mengirim anjing forensik ke pulau itu untuk kembali mencoba menemukan tulang lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com