Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tokoh Perintis Penerbangan Dunia

Kompas.com - 07/12/2021, 15:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Sejarah penerbangan internasional mencatat sejumlah tokoh perintis yang eksperimen dan karyanya mendukung pengembangan awal pesawat terbang hingga menjadi transportasi udara yang andal masa kini.

Tokoh perintis penerbangan dunia ini melakukan berbagai percobaan mulai dari pesawat luncur (glider) awal, hingga menjadi orang pertama yang terbang sendirian ke seluruh dunia.

Berikut adalah enam pilot dan penemu yang tak banyak dikenal, namun berhasil meninggalkan jejak karya mereka dalam penerbangan dunia.

Baca juga: Sejarah Penerbangan Dunia, dari Balon Udara hingga Roket

1. George Cayley, Bapak Penerbangan

Impian penerbangan berawak berasal dari dunia kuno, tetapi pemahaman yang benar tentang prinsip-prinsip aerodinamis dan desain pesawat praktis tidak datang sampai karya ilmuwan luar biasa Inggris George Cayley.

Pada 1799, pria yang dikenal sebagai "Bapak Penerbangan" ini menyusun rencana paling awal yang diketahui untuk sebuah pesawat yang menggunakan desain sayap tetap dengan mekanisme angkat dan dorong terpisah.

George Cayley mengembangkan idenya dengan model pesawat luncur (glider) kecil pada 1804. Tetapi pencapaian terbesarnya datang baru muncul pada 1853, ketika dia membangun sebuah pesawat luncur berukuran penuh yang berhasil terbang di dekat Scarborough, Inggris.

Sementara Cayley meninggal hanya setahun kemudian pada 1854, penelitian ilmiahnya tentang penerbangan yang lebih berat dari udara nantinya akan berfungsi sebagai tulang punggung teoretis untuk banyak desain pesawat awal.

Dia adalah orang pertama yang mengidentifikasi pentingnya perampingan, sayap melengkung dan kemudi dan elevator yang dikendalikan pilot—semua inovasi yang nantinya akan dimasukkan oleh Wright Bersaudara ke dalam pesawat mereka sendiri.

Baca juga: Siapakah Orang Pertama yang Menerbangkan Pesawat?

2. Otto Lilienthal, Raja Glider

Otto Lilienthal adalah ilmuwan yang tak kenal lelah mengumpulkan setumpuk data tentang penerbangan burung, aerodinamika, dan desain airfoil.

Percobaan penerbangannya terdokumentasi dengan baik. Ini membantu proses legitimasi inovasi penerbangan, saat banyak yang menganggap hal itu sebagai tugas yang bodoh.

Antara 1891 dan 1896, Otto Lilienthal membangun 16 desain pesawat luncur yang berbeda dan sukses melakukan sekitar 2.000 penerbangan. Kebanyakan dari penerbangan itu dilakukan dari sebuah bukit buatan di luar Berlin.

Pesawat yang digunakan biasanya monoplane sederhana yang menyerupai pesawat layang gantung. Beberapa di antaranya bisa membawanya terbang sejauh 800 kaki.

Foto-foto "Raja Glider" miliknya beredar di seluruh dunia, menginspirasi seluruh generasi penerbang.

Sayangnya, dia tidak hidup lebih lama untuk melihat dampak penuh dari karyanya. Pada penerbangan 9 Agustus 1896, glidernya terhenti di langit dan membuatnya jatuh dari ketinggian 15 meter ke tanah, mematahkan tulang punggungnya.

Penerbang yang tak kenal takut ini meninggal pada hari berikutnya, konon setelah mengucapkan kata-kata yang sekarang menjadi legenda, "Pengorbanan harus dilakukan."

Baca juga: 10 Pesawat Terbang yang Mengubah Dunia

3. Alberto Santos-Dumont, penemu pesawat bermesin

Saat tinggal di Paris pada awal abad ke-20, Alberto Santos-Dumont mengokohkan reputasi sebagai penerbang pria pertama di dunia.

Orang Brasil yang flamboyan ini menggunakan uang dari kekayaan perkebunan kopi keluarganya, untuk menerbangkan balon udara dan membuat balon bertenaga motor yang inovatif.

Dia memenangkan hadiah penerbangan karena berhasil mengemudikan kapal udara di sekitar Menara Eiffel pada 1901. Dengan kecemerlangan teknisnya, dua kemudian membuat lebih dari selusin desain kapal udara yang berbeda.

Pada 1906, ia menyelesaikan penerbangan umum pertama di Eropa dengan biplane gaya kotak-layang bermesin yang disebut "14-bis." Pada 1909, dia menciptakan “Demoiselle” (“Dragonfly”), sebuah pesawat ringan dengan baling-baling depan yang desainnya banyak ditiru.

Terlepas dari kesuksesannya, Santos-Dumont berjuang dengan penyakit mental. Dia dilaporkan ngeri melihat pesawat yang digunakan sebagai mesin pembunuh dalam Perang Dunia I.

Setelah beberapa tahun menjadi pengobatan, dia bunuh diri pada 1932. Meskipun sedikit dikenal di Amerika Serikat (AS), Alberto Santos-Dumont dianggap sebagai pahlawan nasional penemu pesawat bermesin di negara asalnya, Brasil.

Baca juga: Menhan AS Sebut Penerbangan Pesawat China di Dekat Taiwan Seperti Latihan

4. Glenn Hammond Curtiss, Bapak Penerbangan Angkatan Laut

Glenn Curtiss sudah menjadi "manusia tercepat di bumi" sebelum dia mengemudikan pesawat terbang. Dia adalah pebisnis asli New York yang memproduksi sepeda dan mesin.

Pada 1907 ia memecahkan rekor kecepatan darat dengan mencapai 136 mil per jam dengan sepeda motor V8.

Pada tahun yang sama, ia bergabung dengan Asosiasi Eksperimen Udara yang baru dibentuk, dan mulai memasang mesinnya di pesawat terbang awal. Dengan penerbangan sepanjang satu kilometer pada 1908 yang sukses, dia menjadi salah satu saingan utama Wright Brothers.

Dia membuat sejarah pada 1910 dengan mengemudikan pesawat yang disebut "Hudson Flyer" sejauh 151 mil dari Albany ke Manhattan, rekor jarak baru. Setidaknya 500 penemuan dia ciptakan, saat menjabat sebagai pemilik perusahaan manufaktur pesawatnya sendiri.

Curtiss mendapat gelar "Bapak Penerbangan Angkatan Laut" karena merancang pesawat amfibi praktis pertama, dan pesawat perintis yang bisa lepas landas dan mendarat di geladak kapal induk. Dia juga membuat "perahu terbang" dan JN-4 "Jenny" yang menjadi andalan di armada udara AS selama Perang Dunia I.

Pada 1919, kapal terbang Curtiss NC-4 menjadi pesawat pertama yang berhasil melintasi Samudra Atlantik. Perlu delapan tahun lagi sebelum Charles Lindbergh melakukan penerbangan 1927 yang lebih terkenal dari New York ke Paris.

Baca juga: China Akhirnya Mengizinkan Pesawat Boeing 737 Max Mengudara Lagi

5. Bessie Coleman, pilot wanita Afrika-Amerika pertama

Elizabeth "Bessie" Coleman pertama kali terjun ke dunia penerbangan setelah mendengar kisah pilot Perang Dunia I.

Ketika sekolah penerbangan Amerika menolaknya masuk karena jenis kelamin dan rasnya, putri petani penggarap Texas ini pergi ke Perancis. Dia mendaftar di Caudron Brothers School of Aviation dan muncul beberapa bulan kemudian dengan lisensi pilot internasional. Dengan ini, dia menjadi pilot wanita Afrika-Amerika pertama dunia.

Setelah pelatihan lebih lanjut di Perancis, Jerman dan Belanda, Coleman kembali ke AS pada 1922 dan mulai menjelajah ke seluruh negeri sebagai pilot atraksi yang pemberani.

Orang-orang berbondong-bondong menonton “Brave Bessie” melakukan manuver angka delapan, barrel roll, trik parasut dan menyelam. Atas diskriminasi yang diterimanya, pilot muda ini berkomitmen hanya tampil di pertunjukan di mana penonton tidak dipisahkan oleh ras.

Coleman berencana menggunakan penghasilannya untuk memulai sekolah penerbangan untuk Afrika-Amerika. Tetapi karirnya terputus secara tragis pada 1926, ketika kerusakan peralatan melemparkannya dari pesawat yang dikemudikan oleh mekaniknya, dan membuatnya jatuh hingga tewas.

Baca juga: Dapat Ancaman Bom, Pesawat Malaysia Airlines Mendarat Darurat di Bangladesh

6. Wiley Post, penerbang bermata satu

Wiley Post memulai karir penerbangannya dengan bekerja sebagai penerjun payung paruh waktu dan pilot akrobat.

Mimpinya terbang hampir berakhir setelah kecelakaan rig minyak pada 1926 membuat mata kirinya buta. Tetapi dia terus berjuang dan menggunakan uang asuransi untuk membeli pesawat pertamanya.

Dia memenangkan perlombaan udara besar Los Angeles ke Chicago pada 1930. Setahun setelahnya, dia dan navigator Harold Gatty menggunakan Lockheed Vega yang disebut "Winnie Mae" untuk memecahkan rekor penerbangan tercepat keliling dunia.

Baca juga: Bom Pesawat Perang Dunia II Meledak di Stasiun Kereta Munich Lukai 4 Orang

Hanya dua tahun kemudian, Post menaikkan taruhan dengan menjadi orang pertama dalam sejarah yang terbang solo keliling dunia, menyelesaikan perjalanan hanya dalam tujuh hari, 18 jam dan 49 menit.

Penerbang bermata satu ini kemudian melakukan lebih banyak penerbangan perintis dengan membantu pengembangan setelan bertekanan udara dan melakukan penerbangan uji di ketinggian tinggi.

Karirnya yang cemerlang berakhir pada Agustus 1935, ketika dia dan komedian terkenal Will Rogers melakukan tur udara ke Alaska. Selama lepas landas rutin, pesawat amfibi mereka mengalami kegagalan mesin dan jatuh ke danau, dan menewaskan kedua pria itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com