Intervensi Rusia tersebut kemudian menimbulkan kecaman dari Uni Eropa. Pada Juli 2014, situasi di Ukraina meningkat menjadi krisis internasional dan membuat AS serta Uni Eropa berselisih dengan Rusia.
Bahkan, pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina dan menewaskan 298 penumpang di dalamnya.
Penyelidik kecelakaan udara dari Belanda pada Oktober 2015 menyimpulkan, Malaysia Airlines MH17 jatuh akibat ditembak rudal darat-ke-udara buatan Rusia.
Sejak akhir Februari 2014, demonstrasi oleh kelompok-kelompok pro-Rusia dan anti-pemerintah berlangsung di kota-kota besar di seluruh timur dan selatan Ukraina.
Adapun demo di Donetsk dan Lugansk (atau Luhansk) meningkat menjadi pemberontakan separatis bersenjata.
Hal ini membuat Pemerintah Ukraina meluncurkan serangan militer balasan terhadap pemberontak, yang mengakibatkan terjadinya konflik bersenjata di Donbass.
Baca juga: 17 Juli 2014, MH17 Jatuh Tertembak Rudal di Ukraina, Bagaimana Detik-detik Insiden Mencekam Itu?
Sejak Februari 2015, Perancis, Jerman, Rusia, dan Ukraina berusaha menengahi penghentian kekerasan melalui Kesepakatan Minsk.
Perjanjian tersebut mencakup ketentuan untuk gencatan senjata, penarikan persenjataan berat, dan kontrol penuh pemerintah Ukraina di seluruh zona konflik.
Ada juga Format Normadia atau Normandy Format, yaitu pembicaraan yang dihadiri oleh Rusia, Ukraina, Perancis, dan Jerman, yang bertemu secara informal saat peringatan D-Day Perang Dunia II pada 2014, untuk menyelesaikan konflik di Donbass.
Sejauh ini sudah ada enam pertemuan Format Normandia sejak 2014 hingga 2019, dan agenda tahun 2020 ditunda karena pandemi Covid-19.
Namun, upaya-upaya untuk mencapai penyelesaian diplomatik dan resolusi belum ada yang membuahkan hasil.
Sampai sekarang, konflik Rusia dan Ukraina terus berkecamuk, menimbulkan kekhawatiran perang akan terjadi di depan mata.
Baca juga: Krisis Crimea: Sejarah dan Keterlibatan Rusia
Sumber: Kompas.com (Penulis: Danur Lambang Pristiandaru | Editor: Danur Lambang Pristiandaru)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.