Pada tahun 1983, ia aktif mengambil bagian dalam pendirian World Commission on Environment and Development (WCED). Tujuan utama dari komisi ini adalah untuk mempopulerkan pembangunan berkelanjutan di antara negara-negara di dunia.
Dia adalah presiden komite arbitrase internasional pada insiden Rainbow Warrior pada tahun 1986.
Madeleine Albright adalah salah satu diplomat wanita paling berpengaruh asal Amerika Serikat lainnya. Ia bekerja sebagai Duta Besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara 1993 dan 1997.
Albright adalah salah satu dari para pejabat negara yang tidak setuju dengan praktik Boutros Boutros-Ghali di Rwanda.
Pada 1996, dia membuat perjanjian rahasia dengan Richard Clarke, Michael Sheehan dan James Rubin. Tujuan bersama adalah untuk menghalangi Boutros Boutros-Ghali mengisi jabatan Sekjen PBB untuk kedua kalinya.
Rencana ini disebut "Operasi Orient Express", karena mereka berharap negara-negara lain juga akan bergabung dalam pakta tersebut.
Pada 1997, Madeleine Albright menjadi Menteri Luar Negeri wanita pertama dalam sejarah AS. Pada tahun yang sama, Albright mewakili Amerika Serikat pada serah terima Hong Kong.
Pada 2000, ia diplomat AS yang bertemu dengan Kim Jong-il, pemimpin otoriter Korea Utara.
Baca juga: RI Minta Maaf atas Dugaan Kekerasan Diplomat, Nigeria Tuntut Sanksi
Eduard Shevardnadze adalah Menteri Luar Negeri Uni Soviet dan kemudian pemimpin Georgia.
Tahun-tahun paling aktif Shevardnadze sebagai diplomat paling berpengaruh dari Uni Soviet adalah pada periode "détente" Perang Dingin.
Dia melakukan pekerjaan yang efektif dalam negosiasi senjata nuklir dengan AS dan membantu mengakhiri perang di Afghanistan.
Shevardnadze juga mengambil bagian dalam reunifikasi Jerman dan penarikan pasukan Uni Soviet dari Eropa Timur dan perbatasan China.
Pada 1990, Shevardnadze mengundurkan diri, karena "meningkatnya pengaruh garis keras di bawah Gorbachev (Mikhail Gorbachev)". Kemudian, dia harus berurusan dengan separatis di Ossetia Selatan dan Abkhazia.
Selama masa kepresidenannya di Georgia, Eduard Shevardnadze menandatangani kemitraan strategis dengan NATO dan menyatakan bahwa Georgia akan senang bergabung dengan NATO serta Uni Eropa.
Namun pada saat yang sama, korupsi menjadi sangat signifikan di Georgia.
Zbigniew Brzezinski adalah salah satu diplomat kelahiran Polandia yang paling berpengaruh di AS. Ia menjadi salah satu realis geopolitik dan hubungan internasional yang terkenal.
Brzezinski adalah seorang kritikus Nixon dan Kissinger karena dia berpikir bahwa mereka terlalu menekankan détente.
Pada 1960-an, Brzezinski adalah penasihat urusan luar negeri di Amerika Serikat selama kepresidenan John F Kennedy dan Lyndon Baines Johnson.
Sejak 1977, Brzezinski menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden Jimmy Carter.
Pada periode tersebut, ia bekerja untuk normalisasi hubungan AS-China, yang mengarah pada pembukaan kedutaan resmi Amerika pertama di China sejak 1949.
Dia mengambil bagian dalam negosiasi perjanjian SALT II. Carter dan Brzezinski memiliki pendapat yang sama, yaitu mereka ingin Uni Soviet secara radikal membatasi jumlah rudal balistik antarbenuanya. Sebagai gantinya, AS membatasi rudal jelajahnya.
Kemudian pada 1970-an, Brzezinski membantu Carter untuk merundingkan kembali perjanjian-perjanjian sehubungan dengan Terusan Panama.
Pada 1978, Kesepakatan Camp David ditandatangani di Gedung Putih, di mana Brzezinski memainkan peran perantara.
Setelah 1979, diplomat ini meyakinkan Carter untuk menolak tuntutan kaum revolusioner. Namun, kemudian revolusi berhasil, sehingga hubungan antara Iran dan AS memburuk.
Puncak dari situasi tersebut adalah krisis sandera Iran antara 1979 dan 1981. Setelah invasi Soviet di Afghanistan, kegagalan sanksi oleh Amerika sebagai tanggapan dan karena pengaruh Brzezinski, presiden Carter memutuskan untuk memboikot Olimpiade Musim Panas tahun 1980.
Pada tahun yang sama, Carter tidak memenangkan pemilihan dan Brzezinski juga meninggalkan kantor.
Baca juga: Diplomat Nigeria yang Terlibat Insiden dengan Staf Imigrasi Indonesia Pulang ke Negaranya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.