TAIPEI, KOMPAS.com - Berakhirnya Perang Saudara China (1927-1949) berujung pada berdirinya Republik Rakyat China (RRC) yang mengendalikan China Daratan, dan terbentuknya Republik China di Pulau Taiwan.
Puluhan tahun kemudian, China terus berupaya menarik masuk Taiwan karena menganggap pulau yang diperintah secara demokratis itu termasuk bagian wilayah mereka.
Namun, banyak orang Taiwan tidak setuju. Mereka merasa pada dasarnya memiliki negara yang terpisah, terlepas dari apakah kemerdekaannya sudah secara resmi dideklarasikan atau tidak.
Baca juga: Kronologi Penyebab Perang Saudara China
Melansir BBC pada 26 Mei 2021, berikut adalah sejarah berdirinya Taiwan mulai akhir dari Perang Saudara China
Pemukim pertama yang diketahui di Taiwan adalah orang-orang suku Austronesia, yang diperkirakan berasal dari China selatan modern.
Pulau ini tampaknya pertama kali muncul dalam catatan China pada 239 M ketika seorang kaisar mengirim pasukan ekspedisi untuk menjelajahi daerah tersebut.
Hal itulah yang kemudian digunakan Beijing untuk mendukung klaim teritorialnya.
Setelah pendudukan Belanda yang relatif singkat (1624-1661), Taiwan diperintah oleh dinasti Qing China dari 1683 hingga 1895.
Sejak abad ke-17, sejumlah besar migran mulai berdatangan dari China, yang sering kali melarikan diri dari kekacauan atau kesulitan.
Kebanyakan dari mereka adalah orang China Hoklo dari provinsi Fujian (Fukien) atau China Hakka, sebagian besar dari Guangdong.
Keturunan dari kedua migrasi ini sekarang merupakan kelompok demografis terbesar di Taiwan.
Akan tetapi setelah Perang Dunia II, Jepang menyerah dan melepaskan kendali atas wilayah yang telah diambilnya dari China itu.
Republik China sebagai salah satu pemenang perang, akhirnya mulai memerintah Taiwan dengan persetujuan sekutunya, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Baca juga: Perang Saudara China: Jalannya Pertempuran dan Berdirinya RRC
Namun, dalam beberapa tahun berikutnya Perang Saudara China terjadi.