Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik dalam Hubungan Israel dengan Negara Arab

Kompas.com - 30/11/2021, 10:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Hezbollah membunuh sejumlah tentara Israel dalam sejumlah serangan dan menangkap dua orang.

Segera, Israel melancarkan serangan balasan ke Lebanon selatan untuk menekan dikembalikannya tentara yang ditangkap.

Perang Israel dan Lebanon berlangsung selama 34 hari dengan menyebabkan lebih dari 1.000 orang Lebanon tewas dan sekitar 1 juta orang lainnya mengungsi.

Beberapa pemimpin Arab mengkritik Hezbollah karena menghasut konflik. Namun, kemampuan Hezbollah untuk menghentikan Pasukan Pertahanan Israel membuatnya mendapat pujian dari sebagian besar dunia Arab.

Desember 2008: Serangan roket

Bersumber dari The Washington Post (2021), Israel memulai serangan 3 minggu di Gaza setelah serangan roket ke Israel oleh militan Palestina, yang dipasok melalui terowongan dari Mesir.

Lebih dari 1.110 warga Palestina dan setidaknya 13 warga Israel tewas.

Baca juga: Israel Kembali Kirim Serangan Rudal ke Dekat Ibu Kota Suriah

November 2012: Pembunuhan kepala militan Hamas

Israel membunuh kepala militer Hamas Ahmed Jabari, memicu lebih dari seminggu tembakan roket dari Gaza dan serangan udara Israel.

Setidaknya 150 warga Palestina dan 6 warga Israel tewas.

Juli 2014: Serangan roket

Pembunuhan 3 remaja Israel dekat pemukiman Yahudi di Tepi Barat, yang dituduh dilakukan oleh Hamas, sehingga memicu tanggapan militer Israel.

Hamas dan Israel saling kirim serangan roket. Konflik berlangsung selama 7 minggu menyebabkan lebih dari 2.200 warga Palestina tewas di Gaza. Di Israel, 67 tentara dan enam warga sipil tewas.

Desember 2017: Yerusalem sebagai ibu kota

Pemerintahan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengumumkan bahwa mereka berencana untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv, yang memicu kemarahan warga Palestina.

2020: Normalisasi hubungan Israel dengan negara Arab 

Pada 2020, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko mengumumkan perjanjian normalisasi yang kontroversial dengan Israel, mengikuti langkah Mesir dan Yordania beberapa dekade lalu, yang masing-masing menandatangani kesepakatan dengan Israel pada tahun 1979 dan 1994.

Selama upacara Gedung Putih pada 15 September, UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan yang disponsori AS, yang secara resmi dikenal sebagai Kesepakatan Abraham, untuk membangun hubungan Israel dengan negara Arab tersebut secara diplomatik resmi, seperti yang dilansir dari Anadolu Agency (2021).

Mei 2021: Konflik di Yerusalem

Polisi Israel di kota Yerusalem memblokir Gerbang Damaskus, tempat berkumpulnya orang-orang Arab selama Ramadhan, yang memicu protes.

Upaya pemukim Yahudi untuk mengusir penduduk lama Arab di Sheikh Jarrah, sebuah lingkungan Arab di Yerusalem Timur, menyebabkan ketegangan meradang, yang mengarah ke bentrokan kekerasan dengan polisi Israel.

Pemuda Arab menyerang Yahudi ultra-Ortodoks di kota, dan ekstremis Yahudi menyerang penduduk Arab.

Semua itu memuncak dalam serangan keras polisi Israel di Masjid Al-Aqsa, situs paling suci bagi umat Islam Yerusalem, terletak di Temple Mount (situs paling suci di dunia bagi orang Yahudi).

Hamas menembakkan roket ke kota itu untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, mendorong Israel untuk membalas dengan serangan udara.

Pertempuran itu, yang paling sengit sejak setidaknya 2014.

Ribuan roket ditembakkan dari Gaza dan ratusan serangan udara di wilayah Palestina, dengan lebih dari 200 tewas di Gaza dan setidaknya 10 tewas di Israel.

Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata pada 20 Mei 2021 yang mulai berlaku pada pukul 2 pagi waktu setempat pada 21 Mei 2021.

Namun, kesepakatan gencatan senjata itu tidak membuat hubungan Israel dengan negara Arab khususnya Palestina membaik, bentrokan lebih kecil terus berlanjut.

Baca juga: Israel Luncurkan Serangan Rudal Dekat Damaskus Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com