Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik dalam Hubungan Israel dengan Negara Arab

Kompas.com - 30/11/2021, 10:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Pada awal 1967, Suriah mengintensifkan serangan bom terhadap desa-desa Israel dari posisi di Dataran Tinggi Golan.

Ketika Angkatan Udara Israel menembak jatuh 6 jet tempur MiG Suriah sebagai pembalasan, Nasser mengerahkan pasukannya di dekat perbatasan Sinai, membubarkan pasukan PBB di sana, dan dia kembali berusaha memblokir Eilat.

Pada Mei 1967, Mesir menandatangani pakta pertahanan bersama dengan Yordania.

Israel menjawab serbuan Arab tersebut untuk berperang dengan melancarkan serangan udara mendadak, menghancurkan angkatan udara Mesir di darat.

Israel mendapatkan kemenangan di lapangan. Unit-unit Israel mengusir pasukan Suriah dari Dataran Tinggi Golan, mengambil alih Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, dan mengusir pasukan Yordania dari Tepi Barat.

1973: Perang Yom Kippur

Pertempuran sporadis yang menyusul Perang Enam Hari kembali berkembang menjadi perang skala penuh pada 1973.

Perang tersebut dimulai pada 6 Oktober 1973, bersamaan dengan perayaan hari suci Yahudi Yom Kippur, sehingga perang itu dinamai Perang Yom Kippur.

Dalam perang ini tentara Arab menunjukkan agresivitas dan kemampuan bertarung yang lebih besar dari pada perang sebelumnya, akibatnya banyak korban yang jatuh di kubu Israel.

Israel bisa membalikkan keadaan dengan mendorong pasukan ke wilayah Suriah dan mengepung Tentara Ketiga Mesir dengan melintasi Terusan Suez dan membangun pasukan.

Namun, Israel tidak pernah mendapatkan kembali benteng di sepanjang Terusan Suez yang telah dikuasai Mesir.

Perang Yom Kippur berakhir pada 26 Oktober 1973, melewati bulan suci Ramadhan.

Israel menandatangani perjanjian gencatan senjata resmi dengan Mesir pada 11 November dan dengan Suriah pada 31 Mei 1974.

Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Mesir ditandatangani pada 18 Januari 1974, mengatur penarikan pasukan Israel ke Sinai di sebelah barat jalur Mitla dan Gidi, sementara Mesir akan mengurangi jumlah pasukannya di tepi timur Terusan Suez.

Pasukan penjaga perdamaian PBB dibentuk di antara kedua pasukan. Perjanjian ini dilengkapi dengan kesepakatan lain yang ditandatangani pada 4 September 1975.

Pada 26 Maret 1979, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri keadaan perang yang telah ada antara kedua negara selama 30 tahun.

Di bawah ketentuan perjanjian damai, Israel mengembalikan seluruh Semenanjung Sinai ke Mesir, sebagai imbalannya, Mesir mengakui hak Israel untuk hidup.

Kedua negara kemudian menjalin hubungan diplomatik yang normal.

Baca juga: Inggris dan Israel Buat Pakta Pertahanan, Berkomitmen Cegah Iran Peroleh Senjata Nuklir

1982: Perang Lebanon

Pada 5 Juni 1982, kurang dari 6 pekan setelah penarikan penuh Israel dari Sinai, ketegangan meningkat antara Israel dan Palestina.

Israel kirim serangan bom menargetkan pos Organisasai Pembebasan Palestina (PLO) di Beirut dan selatan Lebanon.

Hari berikutnya Israel menginvasi Lebanon, dan pada 14 Juni pasukan daratnya mengepung Beirut.

Namun, pemerintah Israel setuju untuk menghentikan agresi dan memulai negosiasi dengan PLO.

Setelah banyak penundaan dan penembakan besar-besaran oleh Israel di Beirut barat, PLO mengevakuasi kota di bawah pengawasan pasukan multinasional.

Akhirnya, pasukan Israel mundur dari Beirut barat, dan tentara Israel telah ditarik seluruhnya dari Lebanon pada Juni 1985.

2006: Perang Lebanon kedua

Pada Juli 2006, Hezbollah melancarkan operasi melawan Israel dalam upaya untuk menekan dan membebaskan tahanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com