KOMPAS.com – Perang Dingin adalah perseteruan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet dalam hal ideologi.
Blok Barat cenderung beraliran liberal dan kapitalis sedangkan Blok Timur menganut paham komunis dan sosialis. Keduanya saling berebut pengaruh terhadap negara lain selama Perang Dingin.
Banyak pihak meyakini Perang Dingin dimulai tak lama setelah Perang Dunia II yakni pada 1947 dan berakir pada 1991 saat keruntuhan Uni Soviet.
Baca juga: 4 Dampak Perang Dingin secara Global: Positif dan Negatif
History mencatat, AS dan Uni Soviet sebenarnya tergabung ke dalam Blok Sekutu dan bersama-sama berperang melawan Blok Poros selama Perang Dunia II.
Meski berada di barisan yang sama, hubungan kedua pihak tersebut sebetulnya bersitegang karena perbedaan ideologi.
AS telah lama waspada dan khawatir terhadap perkembangan komunisme Uni Soviet dan prihatin dengan pemerintahan tirani pemimpinnya, Joseph Stalin.
Di sisi lain, Uni Soviet membenci perilaku AS yang menganaktirikan Uni Soviet dalam komunitas internasional. Uni Soviet juga geram AS tidak bergerak cepat untuk terjun ke dalam Perang Dunia II.
Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, benih-benih kebencian antara kedua belah pihak tumbuh semakin besar.
Aliansi AS, Inggris, dan Uni Soviet mulai terpecah. Benih-benih kebencian tersebut menjadi rasa saling tidak percaya dan permusuhan yang luar biasa.
Baca juga: Persaingan Perang Dingin di Berbagai Bidang: Ekonomi, Atom, hingga Luar Angkasa
Setelah Nazi Jerman dan Blok Poros kalah, ditandatanganilah Perjanjian Postdam.
Perjanjian ini merupakan kesepakatan antara AS, Uni Soviet, dan Inggris untuk menentukan nasib wilayah Jerman pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II.
Salah satu isi perjanjian itu adalah pembagian wilayah Jerman menjadi dua, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.
Jerman Barat di bawah kekuasaan Inggris, Perancis dan AS, sedangkan Jerman Timur berada di bawah kekuasaan Uni Soviet.
Di Eropa Timur dan Eropa Tengah, Uni Soviet juga menguasai negara-negara bekas jajahan Jerman. Uni Soviet lantas menancapkan pengaruhnya di sana.
Langkah Uni Soviet mengkhawatirkan sekutu dekat AS, Inggris. Kedua negara itu khawatir pengaruh komunisme Uni Soviet bakal mengganggu dominasi mereka di Eropa Barat.
Baca juga: 5 Pesawat Era Perang Dingin yang Masih Andal untuk Bertempur
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.