Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standar Ganda Politik Luar Negeri Amerika Serikat

Kompas.com - 25/11/2021, 14:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Isyana Adriani dalam tesisnya berjudul Standar Ganda Mengenai Terorisme dalam Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dari Universitas Indonesia membahas kebijakan luar negeri AS soal terorisme pasca Serangan 11 September 2011.

Isyana menulis, AS memiliki standar ganda mengenai Irish Republican Army (IRA) dan Al-Qaeda.

IRA merupakan kelompok terorisme asal Irlandia yang telah jauh lebih lama merajalela dan masih merupakan salah satu yang paling berbahaya.

Perlakuan AS terhadap apa pun yang dicurigai terkait Al-Qaeda bisa dibilang tidak manusiawi.

Sementara, IRA yang secara terbuka didukung oleh para pejabat pemerintah dan organisiasi-organisasi yang diduga menyumbang dana bagi serangan-serangan terorisme IRA tetap berjalan dengan tenang.

Baca juga: Perang Saudara Amerika: Pemicu Konflik hingga Hasil Akhirnya

Isyana menulis, rasialisme atau nosi etnisitas adalah alasan mengapa AS memihak IRA meski merupakan kelompok teroris seperti Al-Qaeda.

Bahkan jauh sebelum itu, semasa Perang Dingin, satu-satunya negara Eropa yang dijatuhi sanksi AS adalah Rusia sebagai pemimpin Blok Timur yang terdiri atas negara-negara komunis sosialis.

Sementara negara-negara “pengikut” Rusia seperti Polandia dan Ukraina tidak diberi sanksi yang berarti.

Di sisi lain, negara-negara Asia yang terlibat dalam Perang Dingin seperti Korea, Vietnam, dan China diberi sanksi berat dan berbagai sanksi lainnya hingga Perang Dingin Berakhir pada 1991.

Langkah tersebut dinilai tidak adil mengingat tidak ada alasan rasial yang menjadi penyebab Perang Dingin.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Amerika Serikat hingga Pembentukan Konstitusinya

Donna Juliarti Simanjuntak juga mengulas standar ganda AS soal senjata nuklir dalam publikasinya berjudul Standar Ganda Kebijakan AS Terhadap Irak dan Korea Utara atas Upaya Pengembangan Senjata Nuklir.

AS mengancam akan melancarkan agresi militer terhadap Irak karena dituding memiliki senjata pemusnah massal. Dan ancaman tersebut terealisasi.

Padahal seletah dilakukan pemeriksaan oleh PBB mengenai senjata pemusnah massal di Irak, tudingan tersebut tidak pernah terbukti. Di sisi lain, Irak telah porak poranda akibat invasi militer AS.

Sementara sikap AS terhadap Korea Utara ternyata jauh lebih lunak mengenai persenjataan nuklir Pyongyang.

AS menginginkan penyelesaian damai melalui jalur diplomasi dan tidak akan menyerang Korea Utara.

Bahkan meski Korea Utara tetap mengembangkan senjata nuklirnya, AS mengeluarkan ancaman dan memberikan sanksi, tidak sampai melancarkan intervensi militer.

Baca juga: Bagaimana Sistem Pemerintahan di Amerika Serikat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com