Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Luar Negeri Amerika Serikat

Kompas.com - 25/11/2021, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Pada1840-an pemimpin AS mempunyai keyakinan yang menjadi akar dari ekspansionisme “Negeri Paman Sam”.

Mereka meyakini bahwa bangsa mereka harus mencapai natural frontier yaitu upaya merambah ke Laut Pasifik.

Minderop menulis, ekspansionisme AS awalnya didasari oleh pentingnya memperluas wilayah perekonomian, namun lama-kelamaan menjadi pertahanan keamanan dan politik.

Ekspansionisme bertujuan untuk memperkuat pengaruh AS dalam bidang ideologi, politik dan ekonomi di wilayah Amerika-Pasifik.

Melalui kebijakan tersebut AS berhasil memperluas wilayahnya sehingga mendapatkan Alaska yang dibeli dari Rusia pada 1867 serta menduduki 40 persen wilayah Meksiko.

AS juga menguasai wilayah-wilayah kini berada di dalam AS seperti Louisiana, Texas, Florida.

Baca juga: Dollar sebagai Mata Uang Amerika Serikat: Asal-usul dan Artinya

Isolasionisme dan Netralisme

Isolasionisme merujuk pada prinsip dan kebijakan AS untuk menghindari sekaligus menutup diri dari segala komitmen politik dan militer dengan negara lain, terutama negara-negara di wilayah Eropa.

Sementara netralisme adalah sikap politik luar negeri AS yang tidak ingin terlibat dalam perang, terlebih ikut terlibat dalam Perang Dunia.

Kebijakan isolasionisme merupakan pilihan para pengambil keputusan di Amerika sepanjang abad ke-18 hingga awal abad ke-20.

Pada 1823 Presiden AS kala itu, James Monroe, mendukung politik isolasi dan netralisme dengan mengeluarkan Doktrin Monroe.

Doktrin tersebut berisi sikap AS yang netral, tidak akan ikut campur dalam konflik politik yang terjadi di Eropa. Sebaliknya, Eropa juga dilarang ikut campur dalam pemerintahan AS.

Namun, pada 1890 dan 1917, AS terlibat perang. Pada 1890, AS melancarkan intervensi ke Peurto Rico dan Kuba.

Sedangkan pada 1917, AS terlibat dalam Perang Dunia I karena diserang Jerman. Jerman menyerang AS karena menganggap Washington tidak netral.

Setelah itu, AS kembali menerapkan politik luar negeri isolasi dan netralnya hingga terjadi depresi ekonomi pada 1929.

Pada tahun-tahun tersebut, AS fokus pada masalah perbaikan ekonomi nasionalnya dan mengabaikan dunia luar.

Saat AS dipusingkan urusan dalam negerinya, kekuatan fasis di Eropa dan Asia bergerak dan Perang Dunia II pecah.

Baca juga: Perang Saudara Amerika: Pemicu Konflik hingga Hasil Akhirnya

Intervensionisme dan Internasionalisme

Dalam intervensionisme dan internasionalisme, AS mulai muncul sebagai negara yang berperan aktif dalam dunia internasional.

Mereka juga tak segan melakukan intervensi langsung kepada negara lain.

Ketika Perang Dunia II pecah, politik isolasi AS berganti dengan kebijakan yang mengarah ke intervensionisme.

Pergeseran kebijakan luar negeri ini muncul akibat hubungan Eropa-Amerika dan ketakutan publik akan perang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com