Prinsip demokrasi berarti kekuatan rakyat untuk mengekspresikan keinginan politik mereka.
Sementara kesejahteraan rakyat dapat dipahami sebagai kritik langsung terhadap pemerintahan Dinasti Qing membiarkan rakyatnya hidup dalam kemelaratan.
Baca juga: Kronologi Bintang Tenis China Peng Shuai Hilang, Ini Kasus yang Menimpanya
Atas pemikiran itu, jetika kembali ke China pada 1883, Sun Yat Sen merasa sangat terganggu dengan keterbelakangan di negerinya.
Penguasa menuntut pajak yang terlalu tinggi, sementara rakyatnya dibiarkan miskin dan tidak memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan pemikiran.
Sun Yat Sen yakin bahwa China perlu ditata dengan cara yang baru melalui revolusi.
Setelah meninggalkan dunia medis, ia kembali ke Hawaii guna mendirikan organisasi pergerakan yang akan menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Pada 1894, Sun Yat Sen mulai menyerukan penghapusan monarki dan pembentukan republik.
Setelah China kalah dalam perang melawan Jepang (1894-1895), Sun Yat Sen kembali ke Hong Kong untuk merancang pemberontakan Guangzhou, tetapi gagal.
Baca juga: Jepang dan China Merugi dari Kereta Cepat di Negerinya Sendiri
Selama 16 tahun berikutnya, ia berkelana ke beberapa negara untuk memelajari pemikiran politik dan ekonomi Barat guna membangun negerinya sambil mencari donatur untuk membiayai pemberontakan.
Pada 1908, ia sempat melarikan diri ke Singapura karena kejaran pemerintah Qing.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.