Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2021, 07:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Korea Utara memiliki ekonomi komando (terpusat). Negara mengontrol semua alat produksi, dan pemerintah menetapkan prioritas dan penekanan dalam pembangunan ekonomi.

Dilansir Britannica, sejak tahun 1954, kebijakan ekonomi telah diumumkan melalui serangkaian rencana ekonomi nasional.

Rencana awal memberikan prioritas tinggi untuk rekonstruksi pasca-perang dan pengembangan industri berat, terutama bahan kimia dan logam.

Baca juga: Terlalu Populer, Squid Game Jadi Bahan Propaganda Korea Utara

Tujuan Ekonomi Korea Utara

Tujuan ekonomi Korea Utara selalu dikaitkan dengan kebijakan kemandirian pemerintah secara umum (juche).

Negara ini menghindari investasi asing, meskipun menerima bantuan ekonomi yang cukup besar dari Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa timur serta dari China.

Terlepas dari kebijakan kemandiriannya, Korut rutin mengimpor komoditas penting seperti bahan bakar dan mesin serta biji-bijian.

Baca juga: Sejarah Korea Utara, dari Penjajahan Jepang hingga Merdeka

Perubahan dari Agraris Menuju Industri

Ekonomi Korea Utara juga dikenal fokus pada eksploitasi sumber daya dan peningkatan teknologi, mekanisasi, dan infrastruktur.

Sedikit perhatian diberikan pada pertanian sampai tahun 1970-an.

Baru pada akhir tahun 1980-an, banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas barang-barang konsumsi.

Meski begitu, pengamat luar telah menyimpulkan Korut gagal memenuhi tujuan yang ditetapkan.

Baca juga: AS Desak Korea Utara Berhenti Memprovokasi dan Terima Tawaran Dialog

Statistik produksi yang dirilis oleh pemerintah sering kali meningkat.

Jadi, meskipun Korut telah melakukan upaya yang kuat untuk mengubah ekonomi yang pada dasarnya agraris menjadi ekonomi yang berpusat pada industri modern, secara umum diyakini bahwa negara tersebut hanya berhasil sebagian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Britannica
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com