KOMPAS.com - Semenanjung Korea awalnya berada di bawah kekuasaan Dinasti Joseon, selama kurang lebih 500 tahun.
Kekuasaan dinasti ini berakhir saat Jepang menduduki wilayah Korea sejak 1910 hingga 1945.
Hingga akhirnya, kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menumbuhkan semangat orang Korea untuk memerdekakan diri dari segala bentuk penjajahan.
Tapi, di titik inilah perpecahan terjadi. Membuat Korea terbagi dua, Korea Utara dan Selatan, dan keduanya bermusuhan.
Baca juga: Korea Utara Haramkan Warganya Baca Berita Musuh yang Dieksekusi Kim Jong Un
Dilansir History, saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, secara perlahan Uni Soviet terus bergerak maju ke Korea.
Tentara Uni Soviet terus membombardir pertahanan Jepang di Korea.
Amerika Serikat yang saat itu tidak memiliki pangkalan militer di Korea, merasa ketakutan mendengar Uni Soviet telah berhasil masuk ke Korea dan menghancurkan pertahanan Jepang.
Agar Uni Soviet tidak sepenuhnya menguasai Semenanjung Korea, AS menyarankan pembagian sementara wilayah kekuasaan dua negara tersebut di Korea.
Charles Bonesteel, Kolonel Tentara Amerika Serikat bersama Dean Rusk, calon Menteri Luar Negeri AS, diminta untuk menyarankan garis pemisah antara negaranya dengan Uni Soviet, yang saat itu telah berada di wilayah utara Korea.
Pemisahan ini hanya bersifat administratif dan Korea akan disatukan kembali di bawah pemerintahan baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.