Secara khusus, dengan kecepatannya yang tinggi, MiG-31 dianggap sangat efektif dalam serangan hit-and-run, memberikan serangan yang mengganggu, lalu kembali ke wilayah udara Rusia.
Angkatan Udara Rusia masih mengoperasikan MiG-31 dan terus berpatroli di wilayah udara Rusia dan memproyeksikan kekuatan Rusia ke Kutub Utara.
Rusia berencana untuk menghentikan MiG-31 yang tersisa dalam lima belas tahun ke depan dan menggantinya dengan pesawat baru.
Tetapi, mengingat industri pesawat Rusia yang kini dalam kesulitan, MiG-31 kemungkinan masih dapat terbang dengan prima di masa depan.
Baca juga: 5 Atlet Dunia yang Terkena Kasus Doping
MiG-35 adalah jet tempur multiperan Rusia dan dianggap sebagai generasi keempat plus.
Jet tempur ini firancang untuk mendapatkan supremasi udara dan memberikan serangan dengan senjata berpemandu presisi di target darat dan permukaan dari luar zona pertahanan udara musuh.
Mesin yang digunakan adalah mesin FADEC Klimov RD-33MK(V) dengan asap yang dikeluarkan lebih tipis dan memiliki peningkatan daya dorong.
Baca juga: 5 Negara Pendiri PBB dan Kesepakatan Awalnya
MiG-35 dapat mendeteksi dan melacak hingga 30 target secara bersamaan. Dalam hal ini, jet tempur tersebut juga bisa menyerang sekaligus pada empat target darat atau enam pesawat.
Kontrol senjata pada MiG-35 dilakukan menggunakan sistem HOTAS yang meningkatkan kenyamanan dalam mengarahkan dan melakukan serangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.