Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Kosmetik Era Kuno, Pakai Banyak Bahan Beracun

Kompas.com - 16/11/2021, 20:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Kulit manusia sensitif adanya. Maka dari itu, pemakaian kosmetik berbahan alami paling banyak dipilih.

Selain aman untuk kulit dan tak menimbulkan risiko berbahaya, pemilihan bahan kosmetik ini juga berbanding lurus dengan kemajuan teknologi.

Dilansir National Geographic, pada masa lampau, sebagian besar produk kosmetik terbuat dari bahan-bahan berbahaya.

Baca juga: Ciri-ciri Wajah Terkena Merkuri dari Kosmetik dan Efek Samping Lainnya

Timah Hitam untuk Eyeliner

Di Mesir Kuno, Cleopatra dikenal sebagai lambang kecantikan. Namun, menurut penelitian, kohl atau eyeliner yang dipakainya mengandung garam timbal atau timah hitam.

Pada 2010, peneliti Perancis menyebut bahwa garam timbal meningkatkan produksi nitrat oksida pada pemakainya, sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi mata.

Tapi terlalu lama memakai timbal dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Baca juga: Cara Mengecek Kosmetik yang Terdaftar di BPOM

Timbal untuk Pemutih Wajah

Di Kekaisaran Roma, para wanita menggunakan riasan mengandung timbal untuk memutihkan wajah.

Pada abad ke-16 Masehi, para bangsawan Inggris melakukan hal yang sama, termasuk Ratu Elizabeth I.

Ia memakaj campuran timbal dan cuka yang dikenal sebagai bedak Venetian, untuk menyembunyikan luka bekas cacar.

Meski melembutkan kulit dari hari ke hari, namun, pemakaian bedak jangka panjang bisa menyebabkan kulit kehilangan warna, kerontokan rambut, dan gigi busuk.

Baca juga: Kenali Kandungan Merkuri pada Kosmetik dan Dampak Buruknya pada Tubuh

Arsenik untuk Pemutih

Di akhir abad ke-19 Masehi, surat kabar di AS banyak mengiklankan wafer mengandung timah.

Bintik-bintik, jerawat, dan noda pada wajah akan hilang kalau mengonsumsinya.

Arsenik dikenal sebagai zat beracun selama era Victoria, tetapi sebagian wanita pada masa itu menganggap, mengkonsumsi sedikit arsenik tidak berbahaya.

Meski jumlah kecil arsenik dapat ditolerir tubuh, mengonsumsinya beresiko membuat berpenampilan putih pucat seperti mayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com