Kabinet akan mengadopsi peraturan tentang nama era baru.
Baca juga: 8 Budaya Jepang Paling Terkenal di Dunia
Ada 248 era bernama resmi dalam kalender Jepang. Jika melihat lebih dekat pada nama-nama itu, banyak dari mereka sebenarnya agak mirip.
Itu karena banyak kanji yang digunakan kembali dalam nama era Jepang. Faktanya, dari 248 itu, hanya 73 kanji berbeda yang digunakan.
Zaman modern di Jepang dianggap telah dimulai pada 1867. Beberapa penggemar sejarah Jepang mungkin mengenali tahun ini sebagai awal dari periode Meiji yang terkenal.
Ini adalah era ketika Jepang mengalami revolusi drastis. Pemimpinnya saat itu adalah Kaisar Meiji, yang baru berusia 14 tahun saat berkuasa.
Era Taisho dapat diartikan sebagai “kebenaran besar.” Era ini dimulai pada 1912 ketika Kaisar Taisho menggantikan ayahnya.
Setelah perubahan kacau selama era Meiji, periode Taisho melihat beberapa pergeseran menuju demokrasi.
Bahkan, setelah Perang Dunia I, era “Demokrasi Taisho” dimulai ketika era kemakmuran pasca-perang terjadi.
Baca juga: Setelah AS, Jepang Mengutuk Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Era Showa, yang berakhir pada 1989, adalah era Jepang terpanjang hingga saat ini. Ini dimulai pada 1926 setelah kematian ayah Kaisar Taisho, dan berakhir saat kematiannya pada 1989.
Tentu saja, pada saat menjelang Perang Dunia II, Jepang bergeser ke arah totalitarianisme. Namun, negara ini jelas mengalami perubahan dramatis setelah perang.
Selama era ini, kaisar tidak lagi dianggap sebagai manusia setengah dewa. Pada paruh kedua era Showa, mereka mengadopsi monarki konstitusional dengan demokrasi liberal. Pasca perang, Jepang mulai berkembang pesat.
Heisei diterjemahkan menjadi "kedamaian di mana-mana." Dibandingkan dengan era sebelumnya, periode ini tentu terasa lebih damai.
Era Heisei dimulai pada 1989 ketika Kaisar Heisei naik takhta. Menjelang era Heisei, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, itu tidak berlangsung lama hingga ke 1990-an.
Bahkan, dekade tersebut kemudian disebut sebagai “dekade yang hilang”, karena Jepang harus berjuang secara ekonomi.
Meski demikian, era Heisei masih membawa nuansa nostalgia, dan banyak peninggalan dari era tersebut memiliki banyak pesona.
Era ini berlangsung hingga 2019 (Heisei 31) ketika Kaisar Heisei turun takhta. Kemudian putranya Naruhito menggantikannya, memimpin Jepang ke era Reiwa saat ini.