Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nengo: Penamaan Era dalam Kalender Jepang

Kompas.com - 13/11/2021, 13:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Sistem nama zaman dalam kalender Jepang dihitung dalam nama kelompok era Jepang, yang memiliki panjang durasinya bervariasi.

Di pra-modern, nama era Jepan kadang-kadang diadopsi untuk menandai naiknya kaisar baru. Mengganti nama era Jepang (gengo, juga disebut nengo) pada kesempatan lain juga dimungkinkan, seperti setelah bencana alam.

Satu era dapat mencakup bagian dari pemerintahan dua kaisar. Contohnya pada era Kei, yang dimulai pada 1865 di bawah Kaisar Komei dan berakhir pada 1868, dalam masa pemerintahan Kaisar Meiji.

Di bawah sistem saat ini, yang diadopsi pada 1889, nengo diubah hanya ketika seorang kaisar baru naik takhta.

Baca juga: Sejarah Jepang (I): Periode Jomon hingga Lahirnya Shogun

Bagaimana penamaan era Jepang dimulai?

Sistem penamaan era ini awalnya berasal dari China. Penamaan era Jepang muncul pada 645 saat Kaisar Kotoku naik takhta.

Taika adalah era pertama yang diberi nama di Jepang. Namun sistem tersebut ditinggalkan setelah kematian kaisar.

Kemudian, penamaan era Jepang dimulai lagi pada 701 dengan Kaisar Monmu. Setelah itu, sistem penamaan zaman Jepang terus berlanjut hingga saat ini.

Penamaan era Jepang baru biasa terjadi setelah setelah meninggalnya seorang kaisar. Setelah kematiannya, Kaisar secara resmi diberi nama yang sesuai dengan era yang mereka kuasai.

Akihito, adalah kaisar Jepang pertama yang bisa melihat sendiri pengumuman era Jepang saat ini, Reiwa. Sebab Kekaisaran Jepang zaman modern memungkinkannya untuk pensiun pada 2019.

Datangnya era Reiwa, yang berarti “harmoni yang indah”, pun dengan itu menjadi perayaan yang jauh lebih menggembirakan berbeda dengan akhir pergantian era sebelumnya.

Baca juga: Sejarah Jepang (II): Nobunaga, Zaman Edo, hingga Zaman Modern

ILUSTRASI - Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan, Rabu (22 Februari 1989) pagi bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma-Jakarta menuju Jepang, untuk menghadiri upacara pemakaman mendiang Kaisar Jepang, Hirohito.KOMPAS/JB SURATNO ILUSTRASI - Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan, Rabu (22 Februari 1989) pagi bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma-Jakarta menuju Jepang, untuk menghadiri upacara pemakaman mendiang Kaisar Jepang, Hirohito.

Proses Pemilihan Nama Era Baru

Menurut Nippon, proses pemilihan nama era baru untuk menggantikan kaisar sebelumnya Heisei, dilakukan pada dasarnya sesuai dengan prosedur yang sama yang diikuti untuk perubahan dari Showa ke Heisei pada 1989.

Undang-Undang Nama Era Jepang menyerukan agar nama era baru ditentukan oleh peraturan kabinet. Tata cara pemilihan nama zaman sebagai berikut:

1. Pertimbangan nama calon

Perdana Menteri akan memilih orang-orang yang memiliki kebijaksanaan tinggi dan menugaskan mereka mengusulkan dua atau tiga calon yang sesuai untuk era baru, disertai penjelasan, termasuk arti nama dan sumbernya.

2. Penyaringan nama-nama calon

Direktur Jenderal Kantor Perdana Menteri Jepang harus mempertimbangkan dan menyaring nama-nama calon yang diajukan oleh para pengusul dan melaporkan hasilnya kepada perdana menteri. Kriteria nama itu sebagai berikut: (a) yang artinya sesuai dengan cita-cita bangsa, (b) dua kanji, (c) mudah ditulis, (d) mudah dibaca, (e) yang sebelumnya tidak digunakan sebagai nama era atau nama anumerta kaisar, dan (f) tidak umum digunakan.

3. Pemilihan proposal

Rancangan usul dibahas dalam rapat paripurna tingkat menteri. Juga, perdana menteri akan menghubungi ketua dan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan presiden dan wakil presiden Dewan Penasihat dan meminta pendapat mereka mengenai rancangan proposal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com