KOMPAS.com - Sistem nama zaman dalam kalender Jepang dihitung dalam nama kelompok era Jepang, yang memiliki panjang durasinya bervariasi.
Di pra-modern, nama era Jepan kadang-kadang diadopsi untuk menandai naiknya kaisar baru. Mengganti nama era Jepang (gengo, juga disebut nengo) pada kesempatan lain juga dimungkinkan, seperti setelah bencana alam.
Satu era dapat mencakup bagian dari pemerintahan dua kaisar. Contohnya pada era Kei, yang dimulai pada 1865 di bawah Kaisar Komei dan berakhir pada 1868, dalam masa pemerintahan Kaisar Meiji.
Di bawah sistem saat ini, yang diadopsi pada 1889, nengo diubah hanya ketika seorang kaisar baru naik takhta.
Baca juga: Sejarah Jepang (I): Periode Jomon hingga Lahirnya Shogun
Sistem penamaan era ini awalnya berasal dari China. Penamaan era Jepang muncul pada 645 saat Kaisar Kotoku naik takhta.
Taika adalah era pertama yang diberi nama di Jepang. Namun sistem tersebut ditinggalkan setelah kematian kaisar.
Kemudian, penamaan era Jepang dimulai lagi pada 701 dengan Kaisar Monmu. Setelah itu, sistem penamaan zaman Jepang terus berlanjut hingga saat ini.
Penamaan era Jepang baru biasa terjadi setelah setelah meninggalnya seorang kaisar. Setelah kematiannya, Kaisar secara resmi diberi nama yang sesuai dengan era yang mereka kuasai.
Akihito, adalah kaisar Jepang pertama yang bisa melihat sendiri pengumuman era Jepang saat ini, Reiwa. Sebab Kekaisaran Jepang zaman modern memungkinkannya untuk pensiun pada 2019.
Datangnya era Reiwa, yang berarti “harmoni yang indah”, pun dengan itu menjadi perayaan yang jauh lebih menggembirakan berbeda dengan akhir pergantian era sebelumnya.
Baca juga: Sejarah Jepang (II): Nobunaga, Zaman Edo, hingga Zaman Modern
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.