Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Rusia: Pergolakan Kekuasaan Sejak Awal Berdiri, Masa Kekaisaran, hingga Saat Ini

Kompas.com - 09/11/2021, 19:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Sejarah Rusia dikenal tidak hanya karena kebangkitan politik menjai kekuatan dunia tetapi juga karena pergolakannya.

Sejarah berdirinya Rusia tercatat dari invasi Mongol awal, ke rezim kekaisaran, hingga zaman pencerahan dan industrialisasi hingga revolusi dan perang.

Baca juga: POPULER GLOBAL: 3 Senjata Ganas Uni Soviet Buat Pasukan Nazi Kocar-kacir | Polisi Tangkap 2 Pria Borong KFC Tengah Malam

Namun di samping gejolak politiknya dan sistem pemerintahannya yang berpengaruh pada geopolitik dunia, Rusia juga berkontribusi pada sektor budaya. Contohnya dari seni balet, Tolstoy, Tchaikovsky, kaviar, dan vodka .

Di bawah ini adalah rangkaian peristiwa penting dari sejarah berdirinya Rusia sebagai salah satu negara terbesar di dunia hingga kini.

Baca juga: AS Peringatkan Rusia soal Manuver Militer di Dekat Perbatasan Ukraina

Invasi Mongol

Negara besar pertama Slavia Timur, Kievan Rus, didirikan pada 862. Pemerintahan itu dipimpin oleh Viking Oleg dari Novgorod (walaupun ada beberapa sejarawan membantah laporan ini). Kiev menjadi ibu kota 20 tahun kemudian.

Pada 980-1015, Pangeran Vladimir Agung, yang berpindah dari paganisme ke Kristen Ortodoks, memerintah dinasti Rurik sambil menyebarkan agama barunya.

Putranya, Yaroslav the Wise, memerintah dari 1019-1054 sebagai pangeran agung. Dia menetapkan kode hukum tertulis, dan Kiev menjadi pusat politik dan budaya di Eropa timur.

Pada 1237-1240, Mongol menyerbu Kievan Rus, dan menghancurkan kota-kota termasuk Kiev dan Moskwa. Khan dari Golden Horde kemudian memerintah Rusia sampai 1480.

Selanjutnya, Ivan III (dikenal sebagai Ivan yang Agung) memerintah pada 1480-1505. Pada masa ini, Rusia dibebaskan dari Mongol, dan mengonsolidasikan kekuasaan di Moskwa.

Ivan IV, atau Ivan “the Terrible”, menjadi Kaisar pertama Rusia pada 1547-1584. Cucunya, Ivan the Great, memperluas wilayah Moskwa ke Siberia. Dia juga yang melembagakan pemerintahan penuh teror atas kaum bangsawan menggunakan aturan militer.

Ivan the Great meninggal karena stroke pada 1584.

Ivan the Terrible, Kaisar pertama Rusia dalam sejarah Rusia.Tretyakov Gallery via Wikipedia Ivan the Terrible, Kaisar pertama Rusia dalam sejarah Rusia.

Baca juga: Diplomat Rusia Tewas di Depan Kedutaan di Berlin, Diduga Agen Rahasia yang Menyamar

Dinasti Romanov

Setelah beberapa tahun kerusuhan, kelaparan, perang saudara dan invasi, Mikhail Romanov dinobatkan sebagai Kaisar pada 1613, dalam usia 16.

Penobatan itu mengakhiri periode ketidakstabilan yang panjang di wilayah ini. Dinasti Romanov selanjutnya memerintah Rusia selama tiga abad.

Peter the Great memerintah selama tiga dekade lebih dari 1689, sampai kematiannya pada 1725. Dalam masa pemerintahannya, dia membangun ibu kota baru di St Petersburg, memodernisasi militer (dan mendirikan angkatan laut Rusia) dan mereorganisasi pemerintahan.

Dengan pengenalan budaya Eropa Barat, Rusia menjadi kekuatan dunia.

Pemimpin wanita terlama di Rusia, Catherine II, atau Catherine the Great, mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1762.

Pemerintahan Catherine II, menandai era pencerahan Rusia. Sebagai seorang yang memiliki perhatian soal seni, kekuasaannya selama 30 tahun lebih juga berhasil memperluas perbatasan Rusia.

Catherine II, kaisar perempuan Rusia yang berkuasa pada 1762 hingga 1796. (Wkipedia) Catherine II, kaisar perempuan Rusia yang berkuasa pada 1762 hingga 1796. (Wkipedia)

Baca juga: Kisah Sekte Pegulat Roh Doukhobor, 200 Tahun Disiksa Kekaisaran Rusia karena Dianggap Sesat

Namun selama 1853-1856, tekanan Rusia pada Turki dan ketegangan agama memicu Kekaisaran Ottoman, bersama dengan pasukan Inggris dan Prancis, melawan Rusia dan Kekaisaran Nicholas I dalam Perang Krimea.

Pada pertempuran ini, Rusia lumpuh dalam kekalahannya.

Kaisar Alexander II kemudian mengeluarkan Reformasi Emansipasinya pada 1861. Dia menghapus perbudakan dan mengizinkan petani untuk membeli tanah.

Reformasi penting lainnya termasuk terbentuknya dinas militer universal, yang memperkuat perbatasan Rusia dan mempromosikan pemerintahan sendiri.

Pada 1867, Alexander II menjual Alaska dan Kepulauan Aleutian ke Amerika Serikat (AS), serta menyepuh kubah Katedral St Isaac di St Petersburg. Dia dibunuh pada 1881.

Rusia akhirnya memasuki Perang Dunia I pada 1914, melawan Austria-Hongaria untuk mempertahankan Serbia.

Baca juga: Mengunjungi Mausoleum Lapangan Merah, Tempat Mumi Vladimir Lenin

Lenin, Bolshevik dan Kebangkitan Uni Soviet

Revolusi Rusia yang kejam pada 6-7 November 1917, menandai berakhirnya dinasti Romanov dan Pemerintahan Kekaisaran Rusia.

Ketika itu kaum Bolshevik, yang dipimpin oleh Vladimir Lenin, mengambil alih kekuasaan, akhirnya menjadi Partai Komunis Uni Soviet.

Perang Saudara pecah akhir tahun yang sama, dengan Tentara Merah Lenin mengeklaim kemenangan dan berdirinya Uni Soviet. Lenin memerintah sampai kematiannya pada 1924.

Selanjutnya dari 1929 hingga 1953, Joseph Stalin menjadi diktator di Uni Soviet. Pemerintahannya membawa negara ini dari masyarakat tani menjadi kekuatan militer dan industri.

Pemerintah totaliternya melakukan “Pembersihan Besar”, dimulai pada 1934. Dalam kebijakan itu, setidaknya 750.000 orang dibunuh untuk menghilangkan oposisi terhadap pemerintahan Stalin. Dia kemudian meninggal pada 1953, setelah stroke.

Vladimir Lenin selama Revolusi Rusia, 1917.britannica.com Vladimir Lenin selama Revolusi Rusia, 1917.

Baca juga: Tsar Bomba, Bom Paling Kuat dari Uni Soviet yang Bisa Ratakan London

Pada 1939, Perang Dunia II dimulai.

Sesuai dengan pakta antara Stalin dan Adolf Hitler, Uni Soviet menginvasi Polandia, Rumania, Estonia, Latvia, Lituania, dan Finlandia.

Jerman melanggar perjanjian pada 1941 dan menginvasi Rusia, yang kemudian bergabung dengan Sekutu. Kemenangan tentara Uni Soviet di Pertempuran Stalingrad menjadi titik balik utama dalam mengakhiri Perang Dunia II.

Dalam pidato 5 Maret 1946, Winston Churchill menyatakan "Tirai Besi telah turun di seluruh Benua" .

Perang Dingin tumbuh ketika Soviet mempromosikan revolusi di China, Asia dan Timur Tengah. Pada 1949, Soviet meledakkan bom nuklir, dan mempercepat perlombaan senjata nuklir.

Uni Soviet meluncurkan Sputnik I pada 4 Oktober 1957. Sputnik I adalah satelit buatan pertama yang mengorbit Bumi dalam waktu sekitar 98 menit dan memacu Perlombaan Luar Angkasa di dunia.

Pada 1961, Soviet Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang terbang di luar angkasa.

Selanjutnya, pada Oktober 1962 krisis rudal Kuba berlangsung selama 13 hari, dan membuat orang Amerika khawatir akan potensi perang nuklir yang sudah dekat dengan instalasi Rudal nuklir Soviet di Kuba.

Pemimpin Soviet Nikita Khrushchev akhirnya setuju untuk menghapus rudalnya. Sementara Presiden John F Kennedy setuju untuk tidak menyerang Kuba, dan menarik rudal AS dari Turki.

Pada Juli-Agustus 1980, Olimpiade Musim Panas 1980 diadakan di Moskwa, dengan beberapa negara, termasuk AS, memboikot pertandingan tersebut. Aksi ini dilakukan sebagai protes atas invasi ke Afghanistan pada Desember 1979.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Penerbangan Manusia Pertama di Luar Angkasa oleh Yuri Gagarin

Reformasi Gorbachev

Mikhail Gorbachev terpilih sebagai sekretaris jenderal Partai Komunis pada 11 Maret 1985. Dengan demikian, dia secara efektif menjadi pemimpin Uni Soviet.

Upaya reformasinya termasuk “perestroika” (restrukturisasi ekonomi Uni Soviet), “glasnost” (keterbukaan yang lebih besar) dan pembicaraan puncak dengan Presiden AS Ronald Reagan untuk mengakhiri Perang Dingin.

Namun, bencana Chernobyl terjadi pada 26 April 1986, di pembangkit nuklir Chernobyl dekat Kiev di Ukraina.

Kecelakaan nuklir terburuk di dunia ini, mengakibatkan ribuan kematian dan 70.000 kasus keracunan parah.

Radius 18 mil di sekitar pabrik (dan tidak lagi menjadi rumah bagi hampir 150.000 orang), akan tetap tidak dapat dihuni selama sekitar 150 tahun.

Efek radiasi ChernobylIndia Today Efek radiasi Chernobyl

Pada 1990, Gorbachev terpilih sebagai presiden, dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya mengakhiri Perang Dingin dengan damai pada tahun yang sama.

Boris Yeltsin memenangkan pemilihan presiden populer pertama Rusia pada 12 Juni 1991, dan mendesak dilakukannya demokrasi.

Baca juga: Uni Soviet Pecah, Kosmonot Terakhirnya Sempat Terjebak di Luar Angkasa

Uni Soviet Runtuh

Setelah kudeta Partai Komunis yang gagal, Uni Soviet dibubarkan dan Gorbachev mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.

Ukraina dan Belarusia, Rusia membentuk Persemakmuran Negara-Negara Merdeka, dan sebagian besar bekas republik Soviet akhirnya bergabung.

Yeltsin mulai mencabut kendali dan reformasi harga yang diberlakukan Komunis, pada 1993. Dia pun menandatangani perjanjian START II, menjanjikan pengkerdilan program senjata nuklir.

Dia memenangkan pemilihan kembali pada 1996, tetapi mengundurkan diri pada 1999. Selanjutnya mantan agen KGB Vladimir Putin, perdana menterinya, ditunjuk sebagai penjabat presiden.

Pada Desember 1994, Pasukan Rusia memasuki republik Chechnya yang memisahkan diri untuk menghentikan gerakan kemerdekaan.

Hingga 100.000 orang diperkirakan tewas dalam perang 20 bulan, yang berakhir dengan kesepakatan kompromi. Pemberontak Chechnya melanjutkan kampanye kemerdekaan, terkadang melalui aksi teror di Rusia.

Baca juga: Mengenal Boris Yeltsin, Presiden Pertama Rusia Pasca-Uni Soviet Bubar

Vladimir Putin terpilih sebagai presiden pada 26 Maret 2000, dan terpilih kembali dengan telak pada 2004. Karena batasan masa jabatan, ia meninggalkan jabatannya pada 2008.

Saat itu, anak didiknya Dmitry Medvedev terpilih, dan Putin kembali menjabat namun sebagai perdana menteri. Putin kemudian terpilih kembali sebagai presiden pada 2012.

Sekitar 50 pemberontak Chechnya menyerbu teater Moskwa pada 23 Oktober 2002. Sekitar 700 orang menjadi sandera selama pertunjukan musik populer yang tiketnya terjual habis.

Pasukan khusus Rusia menyerbu Teater Dubrovka, Moskwa yang diduduki gerilyawan Chechnya pada 23 Oktober 2002. Dalam penyerbuan itu sebanyak 120 orang tewas.Wikipedia Pasukan khusus Rusia menyerbu Teater Dubrovka, Moskwa yang diduduki gerilyawan Chechnya pada 23 Oktober 2002. Dalam penyerbuan itu sebanyak 120 orang tewas.

Setelah kebuntuan selama 57 jam, sebagian besar pemberontak dan sekitar 120 sandera tewas saat pasukan Rusia menyerbu gedung tersebut.

Selanjutnya, pada 25 Juli 2016 FBI mengumumkan penyelidikan kemungkinan peretasan Rusia terhadap sistem komputer Komite Nasional Demokrat.

Investigasi dan laporan juga dirilis mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 untuk membantu Donald Trump. Putin memenangkan pemilihan lain pada 2018, dan dilantik untuk memerintah selama enam tahun lagi.

Baca juga: Krisis Crimea: Sejarah dan Keterlibatan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Internasional
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
Seberapa Kuat Militer Iran?

Seberapa Kuat Militer Iran?

Internasional
Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Internasional
Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Internasional
Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Internasional
Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Internasional
30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

Internasional
Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Internasional
Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Internasional
Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Internasional
Korupsi dan Kecurangan Pemilu, Alasan AS Jatuhkan Sanksi pada Zimbabwe

Korupsi dan Kecurangan Pemilu, Alasan AS Jatuhkan Sanksi pada Zimbabwe

Internasional
Bagaimana AI Digunakan Israel Dalam Perang Melawan Hamas?

Bagaimana AI Digunakan Israel Dalam Perang Melawan Hamas?

Internasional
Apa Saja Opsi Iran untuk Membalas Israel, Setelah Jenderalnya Dibunuh?

Apa Saja Opsi Iran untuk Membalas Israel, Setelah Jenderalnya Dibunuh?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com