KOMPAS.com - Hingga tahun 2021 setidaknya ada lima perang yang masih terjadi saat ini, atau secara teknis belum selesai karena belum ada perjanjian damai.
Perang-perang yang masih berlangsung ini memakan sangat banyak nyawa, mulai puluhan ribu bahkan jutaan.
Melansir World Population Review, berikut adalah daftar lima perang yang masih terjadi saat ini.
Baca juga: Kisah Perang: Invasi Soviet ke Afghanistan yang Berujung Lahirnya Taliban
Negosiasi dimulai pada Juli 1951, tetapi terhambat karena persoalan nasib tawanan perang.
Tanggal 27 Juli 1953, Korea Utara, China dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian gencatan senjata Perang Korea.
Akan tetapi, Korea Selatan keberatan dengan pembagian Korea dan tidak menyetujui gencatan senjata atau menandatangani perjanjian damai formal.
Jadi, meskipun pertempuran di medan laga telah berakhir, secara teknis Perang Korea masih berlangsung.
Jumlah korban tewas dari Perang Korea diperkirakan hampir 40.000 dari militer AS, 46.000 dari tentara Korea Selatan, 215.000 tentara Korea Utara, 400.000 tentara China, dan 4 juta warga sipil.
Baca juga: Perang Korea 1950: Bagaimana Akhirnya dan Kenapa Korsel-Korut Tidak Bersatu
Menurut Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED), ada 30.936 kematian yang dikonfirmasi selama 2020.
Penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 2021 seharusnya menandakan akhir konflik ini, tetapi perang antara Taliban dan faksi-faksi lainnya, termasuk ISIS-K, diperkirakan akan berlanjut.
Perang Afghanistan adalah perang terlama yang dijalani AS, dengan durasi hampir 20 tahun.
Baca juga: Kisah Perang Afghanistan: Kronologi Invasi AS hingga Penarikan Pasukan
Kedua faksi mengeklaim sebagai pemerintah resmi Yaman.
Arab Saudi kemudian melakukan intervensi untuk mendukung Hadi pada awal 2015, memimpin koalisi negara-negara Asia dan Afrika, dengan dukungan intelijen dan logistik dari Amerika Serikat.
ACLED menghitung ada lebih dari 140.000 kematian sejak dimulainya Perang Yaman, termasuk hampir 20.000 pada 2020.
Baca juga: Perang Yaman Memanas, Ibu Kota Arab Saudi Bisa Jadi Target Rudal
Eritrea, yang berbatasan dengan Ethiopia di utara, juga mengirim pasukan ke dalam konflik.
Konflik kemudian meluas ke negara-negara tetangga, dan terjadi pertempuran kecil di Sudan dan Somalia.
Perang Ethiopia juga dinamakan Perang Tigray sesuai wilayah dimulainya pertempuran.
Perang ini mengakibatkan korban tewas di atas 9.000 dari angka yang didokumentasikan, tetapi beberapa sumber memperkirakan kematian lebih dari 50.000 sampai September 2021.
Banyak muncul laporan kejahatan perang dari Perang Ethiopia atau Perang Tigray ini.
Baca juga: Pemberontak Tigray Ancam Ibu Kota Ethiopia, Siapa Sebenarnya Mereka?
Laporan itu disampaikan oleh lembaga pemantau hak asasi manusia yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, pada Minggu (14/3/2021).
Dari semua korban tewas tersebut, sebanyak 117.388 di antaranya merupakan warga sipil dan 22.000 korban tewas adalah anak-anak.
Perang Suriah mulanya dipicu oleh represi mematikan dari protes damai pro-demokrasi.
Konflik pun menarik kekuatan luar untuk berperang secara kompleks dan melibatkan faksi pemberontak, kelompok militan, dan kepentingan asing.
Setelah perang memasuki tahun kesepuluh, pemerintah Presiden Bashar Al-Assad telah mengendalikan lebih dari 70 persen wilayah Suriah berkat dukungan militer sekutunya, Rusia, Iran dan kelompok milisi Lebanon, Hezbollah.
Perang saudara di Suriah ini menurut Ketua HAM PBB pada 2017 adalah bencana buatan manusia paling buruk sejak Perang Dunia II.
Perang Suriah juga menghancurkan perekonomian, serta membuat lebih dari 11 juta warga Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Baca juga: 10 Tahun Perang Saudara Suriah, 388.000 Nyawa Hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.