Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Dimaksud Bom Bunuh Diri?

Kompas.com - 07/11/2021, 13:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada 26 Agustus 2021 yang dilakukan oleh kelompok ISIS-K masih lekat dalam ingatan di tengah kekacauan kudeta Taliban atas pemerintahan Afghanistan.

Setidaknya ada puluhan warga sipil Afghanistan dan 13 tentara militer AS tewas dalam serangan bom bunuh diri tersebut.

Lalu, apa yang dimaksud dengan bom bunuh diri? Berikut rangkuman tentang bom bunuh diri yang dilansir dari Britannica:

Baca juga: Sejarah Bom Nuklir

Bom bunuh diri adalah suatu tindakan di mana seseorang secara pribadi mengirimkan bahan peledak untuk menimbulkan kerusakan besar, termasuk membunuh dirinya sendiri.

Bom bunuh diri merupakan salah satu serangan yang sangat mengejutkan karena sifatnya yang tidak pandang bulu, dan itu jelas dimaksudkan untuk membunuh atau melukai siapa pun yang berada dalam jangkauan ledakan.

Korban dari bom bunuh diri ini sebagian besar adalah warga sipil yang tidak menaruh curiga, walaupun tokoh politik dan personel militer sering menjadi target utama.

Tentu saja, orang yang ikut tewas dalam ledakan bom bunuh diri adalah pelakunya.

Para pelaku bom bunuh diri biasa memang memiliki komitmen untuk mati sekaligus ketika membunuh target dengan tangan mereka sendiri.

Para pelaku bom bunuh ini biasanya sudah mempelajari target dan situasi lingkungan di sekitarnya agar bisa lolos dari pengawasan keamanan.

Baca juga: 5 Uji Coba Bom Nuklir Terbesar dalam Sejarah

Mereka berusaha bergerak dengan mengklabui, berusaha untuk tidak menarik perhatian.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan bom bunuh diri bersifat fisik dan psikologis.

Teroris bom bunuh diri umumnya suka unsur kejutan, sehingga mereka akan memanfaatkan benda-benda wajar dipakai untuk menyembunyikan bomnya, meminimalisir kecurigaan orang lain.

Misalnya, pelaku bom bunuh diri sering menyimpan bahan peledak di balik pakaiannya, membawanya dalam ransel, atau bahkan menyembunyikannya di dalam rangka sepeda.

Sering kali untuk menimbulkan kerusakan yang lebih besar, pelaku bom bunuh diri mengendarai kendaraan yang penuh dengan bahan peledak.

Ukuran bom tersebut bervariasi, seperti 100 gram (lebih dari tiga ons) di kasus yang menyerang sebuah pesawat di Amerika Serikat pada 2009.

Lebih dari 1 ton di kasus serangan bom bunuh diri dari dalam mobil yang membunuh lebih dari 200 orang di Bali, Indonesia, pada 2002.

Baca juga: Biografi Julius Robert Oppenheimer, Penemu Bom Atom

Sementara itu, hampir semua bom bunuh diri dikatakan terkait dengan kepentingan agama militan dan mungkin tidak terlepas juga dari politik.

Saat ini, serangan bom bunuh diri sengaja digunakan oleh kelompok teroris untuk efek politik yang diperhitungkan.

Serangan bom bunuh diri yang berkembang belakangan ini tidak seperti taktik bunuh diri yang lahir dari keputusan perang, misalnya serangan kamikaze dari Jepang selama Perang Dunia II.

Secara historis, bom bunuh diri muncul setelah ditemuakannya formula bahan peledak tinggi yang umum dikenal yaitu trinitrotoluene (TNT).

Serangan bom bunuh diri pertama terjadi pada 13 Maret 1881, yang dilakukan oleh Ignaty Grinevitsky untuk membunuh Tsar Alexander II dari Rusia saat konvoi di luar Istana Musim Dingin di St Petersburg.

Motivasi bom bunuh diri Grinevitsky adalah protes terhadap kebijakan politik para penguasa Rusia.

Baca juga: Tsar Bomba, Bom Paling Kuat dari Uni Soviet yang Bisa Ratakan London

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Britannica
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com