Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan di Balik Warna Tuts Hitam Dan Putih Pada Piano

Kompas.com - 29/10/2021, 05:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Pada keyboard piano modern, tujuh nada "alami" dari setiap oktaf adalah tuts putih dan lima setengah nada adalah tuts hitam di antaranya.

Tapi, pada piano yang berasal dari abad ke-18 ketika Mozart masih hidup, warna tutsnya persis terbalik. Tuts putihnya hitam dan tuts hitamnya putih. Hal ini berlaku tidak hanya untuk piano, tetapi juga untuk organ dan cembalo pada waktu itu.

Baca juga: Sejarah Piano: Awal Penemuan dan Perkembangan Inovasi Instrumen

Namun, ketika piano menjadi instrumen alat musik yang dominan di abad ke-19, posisi warna antara tuts hitam dan putih kembali berubah.

Konon perubahan itu terjadi karena tuts setengah nada yang menonjol berwarna hitam, lebih membuat citra stabilitas pada mata.

Ada juga yang mengatakan piano menjadi lebih banyak digunakan, ketika keyboard yang dipakai lebih cerah. Berikut ini alasan dibalik warna hitam dan putih tuts pada tuts piano.

Bahan Memainkan Peran

Secara historis, piano dibangun dengan dua bahan utama; gading dan eboni. Kunci putih adalah gading jadi secara alami, itulah warnanya. Sementara tuts hitam berasal dari kayu hitam adalah kunci hitam.

Baca juga: Sejarah Piano: Awal Penemuan dan Perkembangan Inovasi Instrumen

Lebih Mudah Dicerna

Sebagai seorang pianis, semakin sedikit yang perlu dikhawatirkan dari keyboard, semakin baik. Secara visual, lebih mudah untuk melihat tombol ketika diwarnai dengan cara ini.

Pewarnaan ini tidak hanya membantu pianis untuk mencerna piano secara visual, tetapi juga secara fisik.

Cara tuts diatur memungkinkan jari-jari secara alami memainkannya. Kontur hitam-putih memungkinkan pianis bermain sealami mungkin.

Baca juga: [VIDEO] Nenek Ini Mainkan Piano di Apartemennya yang Porak Poranda Akibat Ledakan di Beirut

Meminimalisir kesalahan

Seperti dikatakan sebelumnya, dalam instrumen piano jenis lama warna tuts sempat terbalik. Pada harpsichord dan bahkan model awal fortepiano, tuts penuh yang umumnya sekarang putih sebenarnya hitam, dan nada setengah berwarna putih.

Perubahan lalu dilakukan karena pianis kesulitan terlihat, warna tuts akhirnya seolah menyatu satu sama lain ketika dimainkan.

Khususnya dengan tuts hitam ketika bermain di ruang gelap maka kondisi itu semakin mempersulit pianis bermain, jadi mereka lebih mudah untuk membuat kesalahan pada instrumen tersebut.

Baca juga: China Cekal Namewee, Artis Malaysia yang Dituduh Buat Video Musik Menghina Bangsanya

Naturals, Sharps, dan Flats

Tombol putih sering disebut sebagai natural; pada dasarnya bunyi mereka terdengar alami. Di sanalah nada memiliki suara aslinya, bebas dari amandemen dan perubahan.

Dari perspektif teori, perbedaan warna hitam-putih masuk akal untuk membantu ketika mencoba menggambarkan atau menerangkan musik kepada orang lain.

Untuk tuts hitam, pianis biasanya menggambarkannya sebagai sharp dan flat. Sementara tuts putih mencapai statusnya mengambil nada alami, dan menganalisis di mana tuts hitam berada untuk membentuk bunyi sesuai nada pada lagu tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com