KOMPAS.com - Dimulai pada abad ke-18 di Inggris, fokus perkembangan kapitalis bergeser dari perdagangan ke industri.
Akumulasi modal yang stabil dari abad-abad sebelumnya, diinvestasikan dalam penerapan praktis pengetahuan teknis selama Revolusi Industri.
Ekonom dan filsuf Skotlandia Adam Smith, merekomendasikan untuk menyerahkan keputusan ekonomi kepada permainan bebas dari kekuatan pasar yang mengatur diri sendiri.
Baca juga: 5 Teknologi Teratas Revolusi Industri 4.0
Dilansir Britannica, setelah Revolusi Perancis dan Perang Napoleon menyapu sisa-sisa feodalisme hingga terlupakan, kebijakan Smith semakin dipraktikkan.
Kebijakan liberalisme politik abad ke-19, termasuk perdagangan bebas, uang standar emas, anggaran berimbang, dan tingkat bantuan minimum yang buruk.
Pertumbuhan kapitalisme industri dan perkembangan sistem pabrik pada abad ke-19 juga menciptakan kelas pekerja industri baru yang sangat besar, yang kondisi kerja dan kehidupan umumnya menyedihkan.
Hal inilah yang mengilhami filosofi revolusioner Karl Marx, dengan marxismenya.
Namun saat itu, prediksi Marx tentang penggulingan kapitalisme yang tak terhindarkan dalam perang kelas yang dipimpin oleh proletar dianggap licik.
Baca juga: Alexander Graham Bell, Penemu Telepon Era Revolusi Industri
Masih dilansir Britannica, Perang Dunia I menandai titik balik dalam perkembangan kapitalisme.
Setelah perang, beberapa hal terjadi. Pasar internasional menyusut, standar emas ditinggalkan demi mata uang nasional yang dikelola, hegemoni perbankan berpindah dari Eropa ke AS, dan hambatan perdagangan berlipat ganda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.