KOMPAS.com - Pada tahun 1958, jurnalis Andrew Genzoli dari Humboldt Times, menyoroti surat dari pembaca tentang penebang di California utara.
Di surat itu, dia mengaku menemukan jejak kaki besar yang misterius.
“Mungkin kita memiliki kerabat Manusia Salju yang Menjijikkan dari Himalaya,” tulis Genzoli dengan nada bercanda, di kolom 21 September di samping surat itu.
Baca juga: Gigantopithecus, Kera Besar Serupa Bigfoot
Dilansir History, Genzoli mengatakan bahwa dia hanya mengira jejak kaki misterius itu bisa “membuat cerita Minggu pagi yang bagus.”
Tapi yang mengejutkan, itu benar-benar membuat para pembaca terpesona.
Inilah awal sebuah legenda. Sesosok makhluk besar yang bernama Bigfoot.
Baca juga: Seorang Anggota Parlemen Oklahoma Usulkan Musim Berburu Bigfoot
Sebagai tanggapan, Genzoli dan sesama jurnalis Humboldt Times, Betty Allen, lantas menerbitkan artikel lanjutan tentang jejak kaki.
Mereka "meresmikan" nama yang diberikan penebang kepada makhluk yang disebut meninggalkan jejak itu: Bigfoot, si kaki besar.
Maka lahirlah sebuah legenda.
“Ada berbagai mitos manusia liar dari seluruh dunia,” kata Joshua Blu Buhs, penulis "Bigfoot: The Life and Times of a Legend".
"Di Kanada bagian barat, Sts'ailes First Nation memiliki "Sasq'ets", yang diduga merupakan asal kata "Sasquatch".
Namun, konsep Bigfoot modern dapat ditelusuri secara langsung ke cerita Humboldt Times pada tahun 1958.
Baca juga: Seorang Anggota Parlemen Oklahoma Usulkan Musim Berburu Bigfoot
“Orang-orang kemudian kembali dan menggali koran-koran tua dan barang-barang lainnya dan menemukan laporan yang tersebar tentang seorang pria liar di sini, seorang pria liar di sana,” katanya.
“Tapi itu tidak menyatu menjadi diskusi umum sampai tahun 50-an,” kata Joshua, masih dilansir History.
Meskipun penebang menyalahkan tindakan vandalisme pada Bigfoot, Allen berpikir bahwa kebanyakan dari mereka tidak benar-benar percaya pada makhluk itu.