Akibatnya, ciptaan Izanagi dan Izanami lahir cacat dan tidak diinginkan, bernama Hiruko.
Hiruko ditinggalkan oleh Izanagi dan Izanami dalam perahu yang terbuat dari alang-alang untuk dibiarkan hanyut di laut.
Setelah itu, Izanagi dan Izanami menciptakan pulau-pulau Jepang lagi yang sempurna secara berurutan, yaitu Awaji, Shikoku, Oki, Kyushu (Tsukushi), Iki, Tsushima, Sado, dan terakhir Honshu (Yamato) di semenanjung Jepang. Secara kolektif, terdapat 8 pulau yang disebut sebagai "Oyashimagumi".
Kemudian, Izanagi dan Izanami menciptakan pulau-pulau Jepang yang lebih kecil.
Baca juga: 5 Anime Jepang yang Berdasarkan Legenda Jepang Asli
Setelah melahirkan keturunan tanah, Izanami mulai melahirkan keturunan dewa. Dewi pencipta tersebut melahirkan kami dari laut, angin, pohon, gunung, dan manifestasi alam lainnya.
Suatu ketika, menurut legenda, Izanami melahirkan dewa api, Kagutsuchi, yang membuat terbakar hingga mati. Izanagi tidak mampu menyelamatkan.
Teramat kehilangan, Izanagi menjadi marah terhadap Kagutsuchi. Dengan senjatanya yang dikenal sebagai "Ame no Ohabari", Izanagi menebas kepala Kagutsuchi dan memotong-motong bagian tubuh lainnya yang berapi-api.
Potongan-potongan tubuh Dewa Api "Kagutsuchi" itu disebar Izanagi ke penjuru pulau-pulau Jepang, yang menjadi cikal bakal terbentuknya gunung api di seluruh Jepang.
Bagi beberapa antropolog dan sejarawan, kisah legenda Kagutsuchi tersebut dianggap sebagai simbol perjuangan abadi rakyat dalam menghadapi gunung berapi yang tersebar di pulau-pulau Jepang.
Legenda Izanagi dan Izanami yang diceritakan menciptakan pulau-pulau Jepang diabadikan di kuil batu "Meoto Iwa", di pantai Futami.
Meoto Iwa adalah dua batu besar berpasangan (ukuran berbeda) berdiri di pantai Futami Jepang dan diikat oleh tambang besar panjang suci (shimenawa) dari anyaman jerami padi yang beratnya lebih dari satu ton, simbol ikatan perkawinan antara dua dewa.
Di atas batu yang lebih besar, yang mewakili Izanagi, terdapat gerbang putih atau tori, yang menandai situs tersebut sebagai kuil suci, seperti yang dilansir dari Courses Iumen Leaerning.
Karena situs batu yang lembab, shimenawa diganti beberapa kali dalam setahun dengan upacara besar.
Baca juga: Permaisuri Jingu: Sang Legenda Samurai Wanita Penakluk Korea
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.