Peristiwa pertama Pembersihan Besar terjadi pada tahun 1934 dengan pembunuhan Sergei Kirov, seorang pemimpin Bolshevik terkemuka.
Kirov dibunuh di markas besar Partai Komunis oleh seorang pria bernama Leonid Nikolayev.
Meskipun perannya diperdebatkan, banyak yang berspekulasi bahwa Stalin sendiri yang memerintahkan pembunuhan Kirov.
Setelah kematian Kirov, Stalin melancarkan pembersihannya, mengklaim bahwa dia telah menemukan konspirasi berbahaya dari Komunis anti-Stalinis.
Sang diktator mulai membunuh atau memenjarakan setiap orang yang dicurigai sebagai pembangkang partai, yang pada akhirnya melenyapkan semua Bolshevik asli yang berpartisipasi dalam Revolusi Rusia tahun 1917.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Jasad Stalin Dipindahkan dari Makam Lenin
Di antara mereka yang dibersihkan adalah anggota Partai Komunis yang menentang, pejabat pemerintah, perwira militer, dan kaki tangan lainnya.
Kematian Kirov menyebabkan tiga pengadilan dipublikasikan secara luas yang berhasil menghapus banyak saingan politik dan kritikus Stalin.
Beberapa mantan komunis tingkat tinggi, termasuk Lev Kamenev, Grigorii Zinoviev, Nikolai Bukharin dan Aleksei Rykov dituduh melakukan pengkhianatan.
Pengadilan, yang kemudian dikenal sebagai Pengadilan Moskow, jelas merupakan peristiwa yang dipentaskan.
Terdakwa mengaku sebagai pengkhianat dan mata-mata.
Belakangan, para sejarawan mengetahui bahwa para terdakwa menyetujui pengakuan paksa ini hanya setelah diinterogasi, diancam, dan disiksa.
Baca juga: Patung Stalin Ditemukan di Kolam, Warga Kota Kecil di Rusia Terbelah
Sementara itu, polisi rahasia Soviet, yang dikenal sebagai NKVD, mengadakan komite beranggotakan tiga orang di lapangan untuk memutuskan apakah pembunuhan terhadap anti-Soviet lainnya dapat dibenarkan.
Terdakwa diadili, dinyatakan bersalah di tempat dan dieksekusi.
Pembunuhan dan pemenjaraan dimulai dengan anggota partai Bolshevik, pejabat politik dan anggota militer.
Kemudian diperluas dan mencakup petani, etnis minoritas, seniman, ilmuwan, intelektual, penulis, orang asing dan warga negara biasa.