Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penyakit Jantung

Kompas.com - 12/10/2021, 17:22 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Healthline

 

KOMPAS.com - Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu pria dan wanita di AS.

Dilansir Healthline, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, memperkirakan bahwa penyakit jantung menyebabkan sekitar 1 dari 4 kematian setiap tahun.

Sekitar 735.000 orang di AS mengalami serangan jantung setiap tahun.

Baca juga: Penyakit Jantung Penyebab Nomor 1 Kematian di Dunia, Bagaimana Mencegahnya?

Beberapa faktor genetik berkontribusi terhadap penyakit jantung, tetapi penyakit ini sebagian besar disebabkan kebiasaan dan gaya hidup yang buruk.

Mulai dari pola makan yang buruk, kurang olahraga secara teratur, merokok tembakau, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, dan stres yang tinggi.

Pertanyaannya, apakah penyakit ini selalu menjangkiti umat manusia ataukah gaya hidup modern yang harus disalahkan?

Masih dilansir Healthline, inilah sejarah penyakit jantung mungkin bisa membantu menemukan jawabannya.

Baca juga: 11 Penyebab Kenapa Detak Jantung Lambat

Penemuan Penyakit Jantung Tertua

Pada pertemuan American Heart Association 2009 di Florida, para peneliti mempresentasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mumi Mesir, berusia sekitar 3.500 tahun, memiliki bukti penyakit kardiovaskular, khususnya aterosklerosis, yang mempersempit arteri di berbagai arteri tubuh.

Firaun Merenptah, yang meninggal pada tahun 1203 SM, disebut terjangkit aterosklerosis. Dari mumi lain yang diteliti, 9 dari 16 juga memiliki bukti penyakit, dari yang masih kemungkinan hingga yang sudah pasti.

Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?

Para peneliti berteori bahwa pola makan bisa mempengaruhi. Orang Mesir dengan "status tinggi", mungkin telah makan banyak daging berlemak dari sapi, bebek, dan angsa.

Di luar itu, penelitian tersebut memunculkan beberapa pertanyaan menarik dan telah mendorong para ilmuwan untuk melanjutkan pekerjaan mereka untuk sepenuhnya memahami kondisi tersebut.

“Temuan menunjukkan bahwa kita mungkin harus melihat melampaui faktor risiko modern untuk sepenuhnya memahami penyakit ini,” kata peneliti utama studi tersebut, profesor klinis kardiologi Dr Gregory Thomas.

Baca juga: Durasi Waktu Tidur Penting untuk Hindari Risiko Penyakit Jantung, Ini Saran Dokter

Ilustrasi detak jantung lambat, penyebab detak jantung lambat, kenapa detak jantung lambatShutterstock/Seasontime Ilustrasi detak jantung lambat, penyebab detak jantung lambat, kenapa detak jantung lambat

Penemuan Awal Penyakit Arteri Koroner

Sulit mengatakan dengan tepat kapan peradaban pertama kali menyadari penyakit arteri koroner (penyempitan arteri).

Namun, diketahui bahwa Leonardo da Vinci (1452-1519) sempat menyelidiki arteri koroner.

William Harvey (1578–1657), dokter Raja Charles I, dikreditkan dengan penemuan bahwa darah bergerak ke seluruh tubuh dengan cara peredaran darah dari jantung.

Friedrich Hoffmann (1660-1742), kepala profesor kedokteran di University of Halle, kemudian mencatat bahwa penyakit jantung koroner dimulai dengan "berkurangnya aliran darah di dalam arteri koroner".

Baca juga: Serangan Jantung

Masalah Angina

Angina atau sesak di dada, yang sering menjadi indikator penyakit jantung, sempat membingungkan banyak dokter di abad ke-18 dan ke-19.

Pertama kali dijelaskan pada tahun 1768 oleh William Heberden, angina diyakini banyak orang ada hubungannya dengan darah yang beredar di arteri koroner, meskipun yang lain menganggapnya sebagai kondisi yang tidak berbahaya.

William Osler (1849-1919), kepala dokter dan profesor kedokteran klinis di Rumah Sakit Johns Hopkins, bekerja secara ekstensif pada angina dan merupakan salah satu yang pertama menunjukkan bahwa itu adalah sindrom penyakit itu sendiri.

Kemudian, pada tahun 1912, ahli jantung Amerika James B. Herrick (1861-1954) menyimpulkan bahwa penyempitan bertahap arteri koroner dapat menjadi penyebab angina, menurut University of Minnesota.

Baca juga: 10 Penyebab Serangan Jantung dan Cara Mencegahnya

Sejarah Deteksi Penyakit Jantung

Tahun 1900-an menandai periode meningkatnya minat, studi, dan pemahaman tentang penyakit jantung.

Pada tahun 1915, sekelompok dokter dan pekerja sosial membentuk organisasi bernama Association for the Prevention and Relief of Heart Disease di New York City.

Pada tahun 1924, beberapa grup asosiasi jantung menjadi American Heart Association Trusted Source.

Para dokter ini khawatir tentang penyakit itu karena mereka hanya tahu sedikit tentangnya.

Pasien yang biasanya mereka temui memiliki sedikit harapan untuk pengobatan atau kehidupan yang memuaskan.

Hanya beberapa tahun kemudian, dokter mulai bereksperimen dengan menjelajahi arteri koroner dengan kateter.

Ini nantinya akan menjadi kateterisasi jantung kiri (dengan angiogram koroner).

Saat ini, prosedur ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi atau mengkonfirmasi keberadaan penyakit arteri koroner dan untuk menentukan perlunya perawatan lebih lanjut.

Baik dokter Portugis Egas Moniz (1874–1955) dan dokter Jerman Werner Forssmann (1904–1979) dikreditkan sebagai pelopor dalam bidang ini.

Pada tahun 1958, F. Mason Sones (1918–1985), seorang ahli jantung anak di Klinik Cleveland, mengembangkan teknik untuk menghasilkan gambar diagnostik berkualitas tinggi dari arteri koroner.

Tes baru membuat diagnosis yang akurat dari penyakit arteri koroner mungkin untuk pertama kalinya.

Ilustrasi serangan jantung, penyebab serangan jantung, cara mencegah serangan jantungShutterstock/Andrey Mihaylov Ilustrasi serangan jantung, penyebab serangan jantung, cara mencegah serangan jantung

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyakit Jantung

Pada tahun 1948, para peneliti di bawah arahan Institut Jantung Nasional (sekarang disebut Institut Jantung, Paru-Paru, dan Darah Nasional) memprakarsai Studi Jantung Framingham, studi besar pertama yang membantu memahami penyakit jantung.

Juga pada 1950-an, ilmuwan Amerika Ancel Keys (1904–2004) menemukan dalam perjalanannya bahwa penyakit jantung jarang terjadi di beberapa populasi Mediterania di mana orang mengonsumsi makanan rendah lemak.

Dia juga mencatat bahwa orang Jepang memiliki diet rendah lemak dan tingkat penyakit jantung yang rendah juga, membuatnya berteori bahwa lemak jenuh adalah penyebab penyakit jantung.

Perkembangan ini dan lainnya, termasuk hasil dari Framingham Heart Study, mengarah pada upaya pertama untuk mendesak orang Amerika mengubah pola makan mereka demi kesehatan jantung yang lebih baik.

Baca juga: Aktivitas Fisik yang Baik untuk Menghindari Risiko Penyakit Jantung

 

Masa Depan Penyakit Jantung

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, perawatan seperti operasi bypass dan angioplasti balon perkutan pertama kali digunakan untuk membantu mengobati penyakit jantung.

Pada 1980-an, penggunaan stent untuk membantu membuka arteri yang menyempit mulai digunakan.

Sebagai hasil dari kemajuan pengobatan ini, diagnosis penyakit jantung saat ini belum tentu merupakan hukuman mati.

Selain itu, pada tahun 2014, Scripps Research Institute melaporkan tes darah baru yang mungkin dapat memprediksi siapa yang berisiko tinggi untuk terjadinya serangan jantung.

Baca juga: Hindari Risiko Penyakit Jantung, Ini Jadwal dan Saran Asupan Makanan

Dokter juga ingin mengubah beberapa kesalahpahaman tentang diet rendah lemak. Hubungan antara lemak jenuh, lemak trans, dan penyakit jantung terus menjadi kontroversi.

Namun, sekarang diketahui bahwa beberapa lemak sebenarnya baik untuk jantung.

Lemak tak jenuh membantu mengurangi kadar kolesterol yang tidak diinginkan sekaligus meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Internasional
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
Seberapa Kuat Militer Iran?

Seberapa Kuat Militer Iran?

Internasional
Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Internasional
Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Internasional
Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Internasional
Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Internasional
30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

Internasional
Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Internasional
Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Internasional
Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Internasional
Korupsi dan Kecurangan Pemilu, Alasan AS Jatuhkan Sanksi pada Zimbabwe

Korupsi dan Kecurangan Pemilu, Alasan AS Jatuhkan Sanksi pada Zimbabwe

Internasional
Bagaimana AI Digunakan Israel Dalam Perang Melawan Hamas?

Bagaimana AI Digunakan Israel Dalam Perang Melawan Hamas?

Internasional
Apa Saja Opsi Iran untuk Membalas Israel, Setelah Jenderalnya Dibunuh?

Apa Saja Opsi Iran untuk Membalas Israel, Setelah Jenderalnya Dibunuh?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com