Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penyakit Jantung

Kompas.com - 12/10/2021, 17:22 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Healthline

Pada tahun 1958, F. Mason Sones (1918–1985), seorang ahli jantung anak di Klinik Cleveland, mengembangkan teknik untuk menghasilkan gambar diagnostik berkualitas tinggi dari arteri koroner.

Tes baru membuat diagnosis yang akurat dari penyakit arteri koroner mungkin untuk pertama kalinya.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyakit Jantung

Pada tahun 1948, para peneliti di bawah arahan Institut Jantung Nasional (sekarang disebut Institut Jantung, Paru-Paru, dan Darah Nasional) memprakarsai Studi Jantung Framingham, studi besar pertama yang membantu memahami penyakit jantung.

Juga pada 1950-an, ilmuwan Amerika Ancel Keys (1904–2004) menemukan dalam perjalanannya bahwa penyakit jantung jarang terjadi di beberapa populasi Mediterania di mana orang mengonsumsi makanan rendah lemak.

Dia juga mencatat bahwa orang Jepang memiliki diet rendah lemak dan tingkat penyakit jantung yang rendah juga, membuatnya berteori bahwa lemak jenuh adalah penyebab penyakit jantung.

Perkembangan ini dan lainnya, termasuk hasil dari Framingham Heart Study, mengarah pada upaya pertama untuk mendesak orang Amerika mengubah pola makan mereka demi kesehatan jantung yang lebih baik.

Baca juga: Aktivitas Fisik yang Baik untuk Menghindari Risiko Penyakit Jantung

 

Masa Depan Penyakit Jantung

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, perawatan seperti operasi bypass dan angioplasti balon perkutan pertama kali digunakan untuk membantu mengobati penyakit jantung.

Pada 1980-an, penggunaan stent untuk membantu membuka arteri yang menyempit mulai digunakan.

Sebagai hasil dari kemajuan pengobatan ini, diagnosis penyakit jantung saat ini belum tentu merupakan hukuman mati.

Selain itu, pada tahun 2014, Scripps Research Institute melaporkan tes darah baru yang mungkin dapat memprediksi siapa yang berisiko tinggi untuk terjadinya serangan jantung.

Baca juga: Hindari Risiko Penyakit Jantung, Ini Jadwal dan Saran Asupan Makanan

Dokter juga ingin mengubah beberapa kesalahpahaman tentang diet rendah lemak. Hubungan antara lemak jenuh, lemak trans, dan penyakit jantung terus menjadi kontroversi.

Namun, sekarang diketahui bahwa beberapa lemak sebenarnya baik untuk jantung.

Lemak tak jenuh membantu mengurangi kadar kolesterol yang tidak diinginkan sekaligus meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com