Setelah lima tahun, dia kembali ke Rusia dan membantu ayahnya mengembangkan pabrik setelah Rusia terjun ke dalam Perang Crimea.
Baca juga: Mengenal Dmitry Muratov, Jurnalis dari Rusia Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021
Karena Rusia kalah, pabrik keluarga Nobel bangkrut. 1859, Immanuel memercayakan pengendalian pabrik kepada putra keduanya, Ludwig.
Dia dan keluarga lainnya kembali ke Swedia. Nobel memutuskan untuk mempelajari peledak, terutama penggunaan nitrogliserin yang efisien dan aman.
Di 1863, dia menemukan detonator dan mengembangkannya dua tahun kemudian. Petaka menimpa Nobel pada 3 September 1864.
Saat itu, gudang untuk mempersiapkan nitrogliserin meledak di Heleneborg, dan menewaskan lima orang, termasuk adik laki-lakinya, Emil.
Insiden itu diiringi dengan kejadian minor lainnya. Nobel memutuskan mendirikan pabrik lain dengan fokus meningkatkan dan menstabilkan peledak yang dikembangkannya.
Di 1867, dia menemukan dinamit setelah mencampurkan nitrogliserin dengan tanah kieselguhr. Bahan peledak itu lebih mudah ditangani daripada nitrogliserin.
Dinamit segera dipatenkan di AS dan Inggris, dan digunakan dalam usaha seperti membuka tambang, jalan kereta, hingga senjata.
1875, dia menemukan gelignite atau gelatin meledak, sebuah substansi yang jauh lebih stabil dan kuat dibandingkan dinamit.
10 tahun berselang, dia mendaftarkan hak paten atas ballistite, bahan peledak yang diketahui merupakan pendahulu cordite.
Berbagai penemuannya membuat Nobel diangkat sebagai anggota Akademi Ilmuwan Kerajaan Swedia di 1884, dan meraih predikat Doktor Kehormatan Universitas Uppsala pada 1893.
Baca juga: Menyimak Anugerah Nobel 2021 untuk Fisika
Dua saudara Nobel, Ludwig dan Robert, mengembangkan ladang minyak di Laut Caspia dan menjadi kaya. Sayangnya, Ludwig meninggal saat berkunjung ke Cannes pada 1888.
Harian Perancis menerbitkan obituari Nobel yang mengecamnya karena sudah menemukan dinamit.
"Le marchand de la mort est mort (pedagang kematian telah mati)," demikianlah obituari itu.
Terprovokasi serta khawatir tentang bagaimana dia bakal diingat setelah tiada, Nobel memutuskan mendonasikan sebagian kekayaannya untuk mendirikan Hadiah Nobel.
Baca juga: Gunakan Senyawa dalam Cabai, 2 Ilmuwan Ini Memenangkan Hadiah Nobel
Bertempat di Klub Swedia-Norwegia Paris pada 27 November 1895, Nobel menandatangani keinginan terakhir untuk memberi hadiah tahunan tanpa memandang kewarganegaraan pemenang.
Nobel mendonasikan 94 persen dari total aset, yang setelah dipotong pajak berjumlah 31.225 krona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.