Orangtuanya mendatangkan guru privat ke rumah. Selain pelajaran sekolah, Nobel juga mendapatkan pemahaman bahasa Inggris, Perancis, Jerman, serta Rusia.
Baca juga: Sejarah Penghargaan Nobel
Karena mempunyai nilai bagus di kimia, Nobel berguru kepada ahli kimia Rusia Nikolai Zinin. Pada 1850, dia pergi ke Paris, Perancis.
Dia bertemu ilmuwan Italia Ascanio Sobrero yang menemukan cairan nitrogliserin. Nobel tertarik untuk mengembangkannya sebagai peledak serbaguna.
Di umur 18 tahun, dia pergi ke AS dan tinggal di sana selama setahun untuk belajar. Dia sempat belajar kepada John Ericsson.
Ericsson merupakan ilmuwan Swedia-AS yang dikenal karena mengembangkan kapal perang USS Monitor saat era Perang Sipil.
Setelah lima tahun, dia kembali ke Rusia dan membantu ayahnya mengembangkan pabrik setelah Rusia terjun ke dalam Perang Crimea.
Baca juga: Mengenal Dmitry Muratov, Jurnalis dari Rusia Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021
Karena Rusia kalah, pabrik keluarga Nobel bangkrut. 1859, Immanuel memercayakan pengendalian pabrik kepada putra keduanya, Ludwig.
Dia dan keluarga lainnya kembali ke Swedia. Nobel memutuskan untuk mempelajari peledak, terutama penggunaan nitrogliserin yang efisien dan aman.
Di 1863, dia menemukan detonator dan mengembangkannya dua tahun kemudian. Petaka menimpa Nobel pada 3 September 1864.
Saat itu, gudang untuk mempersiapkan nitrogliserin meledak di Heleneborg, dan menewaskan lima orang, termasuk adik laki-lakinya, Emil.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.