Pada awal 2008, Ardern terpilih sebagai Presiden untuk Serikat Pemuda Sosialis Internasional.
Ini membuatnya menghabiskan waktu di beberapa negara, termasuk Yordania, Israel, Aljazair, dan China.
Pada 2008, Ardern menjadi kandidat anggota parlemen dari Partai Buruh mewakili distrik Waikato.
Ia kemudian terpilih di usianya yang baru 28 tahun, sekaligus menjadikannya anggota parlemen termuda.
Dalam pidato-pidatonya, ia dikenal sebagai pendukung dari kebijakan penggunaan bahasa Maori di sekolah-sekolah Selandia Baru.
Ardern juga mengecam respon dan kebijakan pemerintah Selandia Baru terhadap perubahan iklim yang dinilainya sebagai sesuatu yang "memalukan".
Baca juga: Jacinda Ardern, Pemimpin Wanita yang Menangkan Suara di Tengah Krisis Bencana
Pasca-pengunduran Andrew Little sebagai pemimpin Partai Buruh pada 1 Agustus 2017, sebulan sebelum pemilu digelar, Ardern terpilih sebagai ketua baru Partai Buruh.
Dia berhasil membuat Partai Buruh meraih 36,9 persen suara pemilih.
Setelah lobi yang cukup alot, Ardern akhirnya berhasil memperoleh koalisi dan mengamankan setidaknya 63 kursi di Parlemen Selandia Baru.
Hal ini sekaligus membuatnya naik menjadi Perdana Menteri ke-40 Selandia Baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.