Bahasa Jepang masa kini ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana.
Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata, baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang.
Sementara Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.
Aksara Hiragana dan Katakana punya 46 set huruf masing-masing. Keduanya tidak memiliki arti apapun, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu.
Meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu suku kata, seperti me (mata), ki (pohon), dan ni (dua).
Baca juga: Sejarah Jepang: Dari Negeri Matahari Terbit sampai Era Modern
Aturan Pemerintah
Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya.
Dai Kanji Jiten, kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, berisi 30.000 kanji.
Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.
Karena itu, Pemerintah Jepang membuat peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyo Kanji atau kanji sehari-hari.
Hal ini dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.