Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kapal Udara: Mengangkasa dengan Hidrogen, Berakhir Pasca-Hindenburg

Kompas.com - 05/10/2021, 18:02 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

 

KOMPAS.com - Sebelum era pesawat modern, ada era kapal udara, yang sempat menghiasi angkasa beberapa tahun lampau.

Dilansir Air Charter Service, kapal udara klasik adalah balon gas besar yang terbang ke udara dan dapat dikemudikan memakai baling-baling yang digerakkan mesin.

Mirip dengan balon udara panas, mereka ditenagai oleh gas seperti hidrogen dan helium, yang notabene lebih ringan dari udara.

Baca juga: Rekor Lagi, China Terbangkan 56 Pesawat Militer ke Langit Taiwan

Balon udara yang dikenal juga sebagai airships, datang dalam tiga jenis besar: Desain kaku dan semi-kaku, menggunakan bingkai logam untuk menjaga bentuk balon.

Sedangkan balon non-kaku digelembungkan dengan gas saja.

Sepanjang sejarah, kapal udara paling sering dalam banyak hal.

Kapal udara penumpang di AS, Inggris, dan Jerman, mengembangkan kapal udara besar dan kaku untuk penerbangan penumpang, yang populer pada tahun 1920-an dan 1930-an.

Sementara AS memiliki akses ke helium, kapal udara lain menggunakan hidrogen yang sangat mudah terbakar.

Ini membuat banyak yang meledak dalam penerbangan, dan mengakhiri penerbangan pribadi.

Baca juga: Pesawat yang Jatuh di Italia Rupanya Dipiloti Salah Satu Orang Terkaya Romania

Di sisi lain, militer Jerman menggunakan kapal udara Zeppelin yang terkenal untuk melakukan serangan bom di Perang Dunia I.

Hal ini menginspirasi Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk membuat kapal udara Kelas B mereka sendiri, yang bertujuan mendeteksi kapal selam Jerman.

Sejak itu, kapal udara terutama digunakan sebagai pengawasan udara untuk pasukan militer.

Sementara balon udara iklan, yakni balon udara komersial, telah digunakan untuk periklanan sejak tahun 1925.

Karena dapat melayang di atas satu ruang dan dilihat dari jauh, balon udara sangat efektif untuk beriklan di acara luar ruangan.

Ini mempertahankan faktor "wow" hingga hari ini.

Baca juga: AS Risaukan Puluhan Pesawat Militer China Masuki Wilayah Taiwan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com