Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Kuliner Korea, Mengapa Banyak Pakai Proses Fermentasi?

Kompas.com - 03/10/2021, 17:58 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

 

KOMPAS.com - Drama korea dan filmnya kini makin banyak digemari orang. Referensi pop culture di dalamnya, terus diikuti dan jadi acuan.

Termasuk makanan khas Korea Selatan, yang sering ditampilkan dalam drakor.

"Negeri Ginseng" memang dikenal punya tradisi kuliner unik.

Baca juga: Resep Kimchi Kulit Semangka Pakai Boncabe 

Seperti sempat diulas Kompas.com, dalam "Korean Cuisine: Refresh Your Sense", buku panduan yang diterbitkan Korea Tourism Organization, kuliner Korea memiliki nilai filosofi, ilmiah, dan medis tersendiri.

Makanan adalah sumber energi yang baik. Bagi orang Korea, energi tak semata berkaitan dengan kekuatan fisik, namun juga jiwa dan pikiran.

Tak heran jika kearifan tradisional Korea mengatakan hal khusus tentang ini.

“Masakan dan ilmu kedokteran tumbuh dari akar budaya yang sama. Tak ada ilmu kedokteran yang lebih baik dari masakan”.

Kepercayaan tradisional lama ini menunjukkan pentingnya peran makanan bagi kesehatan fisik dan emosional bangsa Korea.

Baca juga: 4 Kuliner Korea Bercita Rasa Pedas, Siap Panaskan Lidah

Sementara filosofi yang terkandung dalam prinsip yin dan yang, juga banyak dipakai dalam tradisi makanan Korea.

Filosofi ini menerangkan bagaimana semua hal di alam, tumbuh dan berkembang berdasarkan hubungan saling menguntungkan satu sama lain.

Atas nama keseimbangan, bahan-bahan dengan warna beraneka ragam dicampur.

Ini demi menghasilkan makanan yang memungkinkan tubuh menyerap nutrisi secara efisien.

Selain itu, hal ini membangkitkan selera melalui lima cita rasa esensial, yaitu asin, panas, manis, pahit, dan asam.

Baca juga: Soju Vs Sake, Apa Saja Perbedaannya?

Lantas, mengapa banyak hidangan Korea hadir lewat proses fermentasi?

Beberapa makanan Korea memang diolah melalui proses fermentasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com