Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Guling, Benarkah Hanya Ada di Indonesia?

Kompas.com - 03/10/2021, 16:40 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Di Indonesia, keberadaan guling sebagai "teman tidur" seolah tak dapat ditolak.

Bahkan, tanpa guling, tidur akan terasa kurang lengkap. Sejumlah "mitos" menyebut bahwa guling, hanya ada di Indonesia.

Benarkah seperti itu?

Baca juga: 8 Kesalahan Mencuci Bantal dan Guling yang Harus Dihindari

Seperti sempat diulas Kompas.com, dalam buku "Jejak Langkah" (1985) karya Pramoedya Ananta Toer, tertulis percakapan mahasiswa STOVIA yang membicarakan kehidupan Eropa mengenai guling.

Tertulis bahwa guling tidak ditemukan di negara-negara lain di dunia.

Ini sampai orang-orang Belanda dan Eropa lainnya datang ke Indonesia, dan mengenalkan hal yang disebut guling.

Guling pada zaman itu diibaratkan sebagai teman atau pendamping tidur.

Karena banyak penjajah yang datang tidak dengan istri atau pasangannya, guling pun berfungsi sebagai "gantinya".

Baca juga: Butuh Deep Sleep, Ivan Gunawan Tak Bisa Tidur Nyenyak Tanpa Bantal Guling

Orang Belanda membuat guling dengan panjang menyerupai manusia dan terletak di atas tempat tidur.

Guling saat itu diberi nama Dutch wife.

Tapi, dilansir History, guling disebut lahir dari kebudayan Indisch abad ke-18 dengan percampuran budaya Eropa, Indonesia, dan China.

Guling tersebut biasanya hanya digunakan hanya kalangan atas atau orang kaya.

Keberadaan guling ini cukup menarik perhatian bagi orang-orang yang baru datang ke Indonesia.

Salah satunya sejarawan dari AS, Abbot yang datang ke Indonesia.

Ketika dia datang dan akan menginap di salah satu rumah Belanda, dia menemukan guling di atas ranjang.

Dalam tulisannya yang berjudul "A Jaunt in Java" (1857), dia mengatakan bahwa dengan adanya guling di bawah kaki atau tangan mencegah kontak terlalu hangat di kasur.

Baca juga: Tragedi Kebakaran Ruko di Surabaya, Korban Ditemukan Tewas Masih Peluk Guling

Selain itu kenyamanan dalam iklim tropis sangat cocok dengan adanya guling.

Satu guling yang diisi dengan kapas lebih baik dibandingkan guling yang lainnya.

Seorang Jerman bernama Charnay juga merasa kebingungan ketika berada di Jawa dengan adanya guling.

Seorang pelayan kemudian memberitahu untuk menggunakan guling adalah dengan meletakkannya di antara kaki agar keduanya tidak bersatu.

Tidur pun bisa lebih nyaman.

Bahkan Charnay tinggal lebih lama di Indonesia dan ketika kembali ke Jerman tetap menggunakan guling.

Baca juga: Seorang Pria Ditemukan Tewas Tergantung di Pohon Albasia, Hamidun: Saya Kira Bantal Guling Awalnya

Di Asia Timur, terdapat bentuk seperti guling, namun penggunaan dan bahan materialnya berbeda dengan apa yang ada di Indonesia.

Pada zaman Dinasti Goryeo, guling dinamakan jukbuin, chikufujin, atau zhufuren, yang terbuat dari anyaman bambu yang tergulung.

Di Asia Timur, guling hanya digunakan sebagai alas agar kaki tidak melekat pada kasur.

Berbeda dengan Indonesia, yang menggunakannya dengan cara dipeluk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com