KOMPAS.com - Hampir semua agama di dunia ini memiliki tempat suci, suatu tempat yang bermakna besar karena memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran agama tertentu.
Beberapa tempat diyakini sebagai tempat kelahiran para dewa, pusat kepemimpinan agama, dan beberapa dianggap sebagai tempat ibadah paling indah.
Jejak sejarah dan keindahannya menjadi tempat tujuan untuk perjalanan spiritual para kaumnya hingga kini. Di mana saja itu?
Berikut 10 tempat suci yang menjadi tujuan perjalanan spiritual dari berbagai agama, melansir dari BBC:
Baca juga: Misteri Kota Orang Mati, Tempat 10.000 Mayat Dikubur bersama Barang-barang Mereka
Taman di Lumbini, Nepal, diyakini sebagai tempat lahirnya Siddhartha Gautama yang akhirnya menjadi Sang Buddha pada 623 SM.
Siddhartha adalah seorang pangeran yang meninggalkan istananya pada usia 29 tahun untuk mencari pencerahan.
Lumbini mulai menarik peziarah setelah 249 SM, ketika kaisar India Raja Ashoka pertama kali bepergian ke sana.
Pilar Ashokan di Taman Lumbini menandai ziarah raja dan bertuliskan dedikasi kepada Sang Buddha.
Monumen suci lainnya termasuk lempengan batu tempat Siddhartha dilahirkan, ditempatkan di Kuil Maya Devi, dan kolam tempat Siddhartha dimandikan setelah dilahirkan, yang disebut Puskarni.
Vatikan atau Takhta Suci adalah rumah Paus, pemimpin Gereja Katolik, dan pusat gereja Katolik Roma.
Vatikan menjadi negara merdeka pada 1929, tetapi telah menjadi rumah Paus sejak 1378.
Di Vatikan berdiri Basilika Santo Petrus yang menampung makam Paus pertama, rasul Santo Petrus, yang disalibkan dan dikuburkan di sana.
Di sana juga berdiri Kapel Sistina, Taman Vatikan dan Museum Vatikan.
Baca juga: 10 Tempat Horor dengan Kisah Tragis Masa Lalu, Mana yang Paling Seram?
Kota Wittenberg di negara bagian Saxony, Jerman, adalah tempat kelahiran Reformasi Protestan.
Pada 1517, Martin Luther menantang para mahasiswa dan klerus di Wittenberg untuk berdebat tentang penjualan surat pengampunan dosa oleh Gereja Katolik dengan imbalan keselamatan.
Martin Luther menulis 95 dalil yang kontroversial tentang Kekuatan dan Kemanjuran Indulgensi, kemudian memaku halaman-halamannya di pintu Gereja Kastil, suatu tindakan yang dianggap banyak orang telah meluncurkan Reformasi Protestan.
Luther dikucilkan dari Gereja Katolik empat tahun kemudian.