Italia secara konsisten selama dua dekade terakhir memiliki kinerja ekonomi yang buruk, mengakibatkan pertumbuhan terbatas, di mana sumber daya sedikit untuk menangani dampak perubahan iklim, seperti masalah banjir Venesia, dan kesulitan dalam mendanai sistem pensiun negara yang mahal.
Italia berada di pusat pandemi Covid-19 awal Eropa, dan negara itu telah melihat ekonominya dilemparkan ke dalam resesi terburuk sejak Perang Dunia II sebagai akibatnya.
Pada 2020, utang publik bruto Italia diperkirakan mencapai 148,84 persen terhadap PDB, sebesar 3,2 triliun (Rp 45.793 triliun).
Jumlah utang tersebut akan tumbuh karena negara tersebut menerima total 254 miliar dollar AS (Rp 3.634 triliun) dalam bentuk pinjaman dan hibah dari Dana Pemulihan Uni Eropa selama 3 tahun ke depan, untuk berusaha mengatasi dampak ekonomi yang menghancurkan dari pandemi Covid-19.
Baca juga: Terancam Gagal Bayar, AS Rupanya Utang ke China Rp 15.256 Triliun
Portugal adalah salah satu negara Uni Eropa yang tenggelam dalam krisis keuangan yang berlangsung lama pada 2011, tetapi disebutkan bahwa suntikan dana untuk mendorong ekonominya hanya akan tumbuh pada tingkat tercepat dalam 20 tahun pada dekade berikutnya.
Portugal pernah membuat kebangkitan ekonomi yang kuat dan pada 2019 mampu mengumumkan surplus anggaran pertamanya dalam 45 tahun.
Namun, Portugal masih memiliki utang publik yang tinggi sebesar 111,35 persen terhadap PDB tahun itu.
Sebagai negara yang sangat bergantung pada industri pariwisatanya, ekonomi Portugal telah terkena dampak buruk dari pandemi Covid-19. Lalu, pada Oktober 2020 PDB-nya adalah 5,8 persen lebih rendah dari pada periode yang sama di 2019.
Utang negara juga telah tumbuh, membengkak ke perkiraan 130,27 persen terhadap PDB pada 2020. Itu setara dengan 323 miliar dollar AS (Rp 4.617 triliun).
Baca juga: AS Terancam Gagal Bayar Utang, Menkeu Minta Bantuan Perusahaan Besar
Presiden Emmanuel Macron mengambil keputusan untuk meningkatkan belanja publik pada 2020 sebagai tanggapan atas protes gilet jaunes (rompi kuning) tentang pajak yang tinggi dan standar hidup yang rendah.
Hal itu semakin mendorong Perancis dalam utang nasional yang tinggi.
Peningkatan itu segera menjadi gunung utang ketika Perancis mencoba untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dengan pinjaman tambahan, termasuk paket stimulus 121 miliar dollar AS (Rp 1.730 triliun) pada September 2020.
Langkah tersebut menempatkan Perancis di antara tiga negara Eropa teratas dalam hal utang kotornya, yaitu 110,01 persen terhadap PDB atau 3,2 triliun dollar AS (Rp 45.789 triliun).
Baca juga: Selain Kaget Kas Kosong, Presiden Zambia Sebut Utang Negaranya Lampaui Rp 181 Triliun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.