Kaisar Nero tidak ingin ibunya hadir di acara-acara politik. Untuk memperjelas maksudnya, Nero mempermalukan Agrippina di depan umum beberapa kali di depan delegasi asing dan pejabat Romawi.
Kaisar Nero bahwa menyuruhnya dikeluarkan dari istana untuk mengekang kekuatan Agrippina.
Namun, sang permaisuri Kaisar Claudius itu telah lihai untuk memastikan suaranya tetap akan didengar.
Pada 59 M, Kaisar Nero kehilangan kesabaran mendengar suara ibunya. Ia menganggap ibunya sombong dan ingin menjauhkan dari dirinya.
Bersamaan dengan itu, Nero jatuh cinta dengan seorang wanita lain yang ditentang Agrippina, bernama Poppaea Sabina, istri temannya. Kaisar Nero ingin bebas untuk menikahinya.
Kaisar Nero saat itu juga memiliki pemikiran bahwa pria yang mendengarkan wanita hanya bisa difitnah sebagai orang lemah dan feminin.
Hubungan ibu dan anak dalam Kekaisaran Romawi itu semakin tegang, mana kala sang permaisuri Kaisar Claudius yang haus kekuasaan itu berusaha melawan Nero dengan cara mengangkat nama Britannicus sebagai pewaris takhta sebenarnya.
Akibatnya tak lama kemudian, Britannicus meninggal dalam keadaan misterius yang diyakini didalangi oleh Kaisar Nero yang jahat.
Selanjutnya, Kaisar Romawi muda itu mengatur rencana untuk membunuh ibunya, Agrippina dengan naik perahu yang dirancang untuk tenggelam di teluk kota Baiae.
Namun, siasat itu gagal, karena Agrippina berhasil berenang dengan selamat ke pantai dan pulang ke vilanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.